Mekanisme dan Faktor Risiko Bradycardia pada Anak

Bradycardia pada anak adalah kondisi di mana detak jantung lebih lambat dari yang diharapkan untuk usia dan tingkat aktivitas anak. Memahami mekanisme dan faktor risiko yang mendasari bradycardia sangat penting untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Mekanisme Bradycardia

Bradycardia pada anak dapat muncul dari berbagai mekanisme, yang memengaruhi jalur listrik jantung atau fungsi miokardium. Salah satu mekanismenya adalah gangguan pembentukan impuls, yang terjadi ketika nodus sinoatrial (SA), alat pacu jantung alami, gagal menghasilkan impuls listrik pada kecepatan yang sesuai. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti sindrom sinus sakit, defek septum atrium, atau efek samping obat tertentu.

Mekanisme lain adalah gangguan konduksi, di mana impuls listrik tertunda atau diblokir saat berjalan melalui jantung. Hal ini dapat terjadi di nodus atrioventrikular (AV), berkas His, atau cabang berkas. Blok jantung, baik sebagian atau lengkap, dapat menyebabkan bradikardia dengan mengganggu transmisi sinyal listrik dari atrium ke ventrikel.

Selain itu, bradikardia dapat disebabkan oleh gangguan fungsi miokardium. Kondisi seperti miokarditis, kardiomiopati, atau iskemia miokard dapat mengganggu kemampuan jantung untuk berkontraksi secara efektif, yang menyebabkan penurunan curah jantung dan bradikardia.

Faktor Risiko yang Berkontribusi terhadap Bradycardia

Berbagai faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seorang anak mengalami bradikardia. Faktor-faktor ini dapat bersifat kongenital, yang berarti ada saat lahir, atau didapat, berkembang di kemudian hari.

Faktor risiko kongenital yang signifikan adalah penyakit jantung bawaan. Kelainan struktural pada jantung, seperti defek septum atrium atau ventrikel atau kelainan katup, dapat mengganggu sistem kelistrikan jantung dan menyebabkan bradikardia. Selain itu, kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Down atau sindrom Noonan, dikaitkan dengan peningkatan risiko kelainan jantung dan bradikardia.

Bradycardia yang didapat dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketidakseimbangan elektrolit. Kadar kalium, kalsium, dan magnesium yang abnormal dapat memengaruhi konduksi listrik jantung dan menyebabkan aritmia, termasuk bradikardia. Hipoksia, suatu kondisi di mana tubuh atau jaringan tidak menerima cukup oksigen, juga dapat menyebabkan bradikardia dengan menekan aktivitas listrik jantung.

Obat-obatan tertentu, seperti penghambat beta, penghambat saluran kalsium, dan digoxin, yang biasa digunakan untuk mengobati kondisi jantung, berpotensi menyebabkan bradikardia sebagai efek samping. Penting untuk memantau detak jantung dan ritme anak-anak yang menggunakan obat-obatan ini dengan cermat.

Selain itu, faktor-faktor seperti hipotermia, hipotiroidisme, dan peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan bradikardia. Hipotermia memperlambat metabolisme tubuh, termasuk aktivitas listrik jantung. Hipotiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, dapat menyebabkan detak jantung lebih lambat. Peningkatan tekanan intrakranial dapat merangsang saraf vagus, yang menyebabkan penurunan detak jantung.

Memahami mekanisme dan faktor risiko yang terkait dengan bradikardia pada anak sangat penting untuk diagnosis dan intervensi yang tepat waktu. Dengan mengatasi faktor-faktor yang mendasari dan memberikan perawatan yang tepat, hasil untuk anak-anak dengan bradikardia dapat ditingkatkan secara signifikan.