Kotak Kenangan: Mengenang Istri yang Telah Pergi

Garula membuka sebuah kotak peninggalan istrinya yang sangat berarti baginya. Kotak itu berisi barang-barang kesayangan istrinya yang meninggal lima tahun yang lalu. Garula masih merasakan kesedihan mendalam karena kehilangan istrinya yang meninggal akibat gangguan mental yang mengganggunya. Ia mengurung diri dalam kesedihan dan kehilangan nafsu makan, yang membuatnya semakin kurus dan lemah. Meskipun telah melakukan segala upaya untuk bangkit, semangat hidupnya tidak pernah kembali. Istrinya meninggal dengan senyuman di wajahnya, namun tubuhnya tampak kering dan kurus. Di dalam kotak, Garula menemukan sebuah bros, foto mereka berdua, foto anak-anak mereka, yaitu Pilian yang berusia 10 tahun, Pilia yang berusia 6 tahun, dan bayi mereka yang masih dalam gendongan istrinya. Di sana juga terdapat sebuah perekam suara. Ketika Garula memutar perekam suara itu, ia mendengar kata-kata yang membuatnya terharu. Ia mendengar suara istrinya yang mengatakan bahwa ia mencintai mereka semua, meminta maaf atas kesalahannya selama hidup, dan mengakui bahwa ia bukanlah seorang ibu atau istri yang sempurna. Rekaman itu berhenti dan mulai berbunyi aneh karena usianya yang sudah tua. Garula menangis tersedu-sedu. Garula berbicara kepada istrinya yang sudah tiada, memohon agar ia tetap bersamanya. Ia merasa sangat membutuhkan kehadiran istrinya dan meminta maaf jika ia juga membebaninya. Tangisan pilian yang terdengar dari atas loteng membuat Garula semakin sedih. Pilia, yang sedang di dapur membuat teh, juga merasakan kesedihan yang sama. Semuanya terasa suram dan hampa tanpa kehadiran sang istri. Pilian, yang masih berusia 5 tahun, tidak mengerti apa-apa. Ia hanya seorang anak kecil yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kini, segala sesuatu menjadi sunyi. Bahkan bunga mawar kesukaan sang istri tidak terawat dan menjalar ke mana-mana. Garula tidak sanggup pergi ke sana karena kenangan indah dengan istrinya selalu menghantuinya. Meskipun kehilangan sang istri adalah pukulan berat bagi Garula, ia berusaha untuk tetap kuat dan mengenang kenangan indah mereka bersama. Ia tahu bahwa sang istri akan selalu ada di hatinya dan ia berjanji untuk menjaga anak-anak mereka dengan baik. Meskipun kehidupan tanpa sang istri terasa suram, Garula berharap dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian di masa depan.