Dukungan Internasional dan Perjuangan Diplomasi melalui PBB dalam Mencapai Pengakuan Kedaulatan Indonesi

Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan tidak hanya terbatas pada perlawanan militer, tetapi juga melalui diplomasi dan dukungan internasional. Salah satu upaya diplomasi Indonesia adalah melalui Perserikatan Bangsaan-Bangsa (PBB). Pada tanggal 25 Januari 1946, masalah Indonesia pertama kali dibahas di Dewan Keamanan PBB oleh delegasi Ukraina. Delegasi Ukraina, yang diketuai oleh Dmitro Manuilsky, menuduh Inggris menggunakan pasukannya, termasuk tentara Gurkha dari India, untuk menekan gerakan demokrasi di Indonesia. Ukraina meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengirim tim penyelidik dan mengusulkan penyelesaian damai. Namun, usulan Ukraina ini kurang mendapatkan dukungan di Dewan Keamanan PBB. Begitu pula usulan dari Mesir yang meminta Inggris untuk segera mundur dari Indonesia setelah menyelesaikan tugas pokok Sekutu. Setelah Agresi Militer Belanda, Sutan Sjahrir terbang ke India untuk bertemu dengan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dan meminta bantuan. India kemudian mengirimkan surat resmi ke PBB dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan investigasi ke Indonesia. Di saat yang hampir bersamaan, pemerintah Australia juga meminta PBB untuk meninjau masalah Indonesia. Masalah Indonesia kemudian didiskusikan di Dewan Keamanan PBB. Pada umumnya, negara-negara Eropa pada masa itu mendukung Belanda, sementara itu negara-negara non-Eropa (seperti Cina, India, Colombia, dan Australia) cenderung mendukung Indonesia. Dalam perjuangan diplomasi melalui PBB, Indonesia berhasil mendapatkan dukungan dari beberapa negara non-Eropa. Dukungan ini penting dalam upaya Indonesia untuk mencapai pengakuan kedaulatan. Perjuangan diplomasi melalui PBB menunjukkan bahwa diplomasi bukan hanya tentang kekuatan militer, tetapi juga tentang negosiasi dan diplomasi internasional. Dengan memanfaatkan platform PBB, Indonesia dapat memperjuangkan hak-haknya dan mencari dukungan dari negara-negara lain dalam mencapai pengakuan kedaulatan.