Balasan Abu Nawas Terhadap Perlakuan Raj

Suatu hari, Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas dengan harapan menemukan emas dan permata. Namun, harapan tersebut ternyata hanyalah rumor belaka. Setelah tidak menemukan apa yang dicarinya, Baginda Raja tidak meminta maaf atau mengganti kerugian yang telah ditimbulkan, melainkan pergi begitu saja. Tindakan ini membuat Abu Nawas marah dan berkeinginan untuk membalas dendam. Pada suatu waktu, saat sedang makan bersama istrinya, Abu Nawas menemukan seekor lalat di atas meja makan. Dengan cepat, dia mendapatkan ide balas dendam. Abu Nawas pun tertawa dan memberitahu Baginda Raja bahwa dia hendak melaporkan perlakuan "tamu tidak diundang". Baginda Raja penasaran dan bertanya siapa tamu tidak diundang yang dimaksud oleh Abu Nawas. Dengan serius, Abu Nawas menunjuk lalat-lalat yang ada di atas piring yang tertutup oleh tudung saji. Abu Nawas meminta izin untuk mengusir lalat-lalat tersebut. Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri segera memerintahkan Abu Nawas untuk mengusir lalat-lalat tersebut. Dengan tongkat besi sebagai senjata, Abu Nawas mengejar dan memukuli lalat-lalat itu. Namun, akibat dari aksi tersebut, vas bunga, patung hias, dan perabotan istana pun hancur. Pada akhirnya, Baginda Raja menyadari kekeliruannya. Abu Nawas yang puas telah memberikan pelajaran pada Baginda Raja kemudian meminta izin untuk pulang. Dalam cerita ini, plot atau alur teks hikayat tersebut adalah tentang Abu Nawas yang ingin membalas dendam terhadap perlakuan Baginda Raja yang tidak adil. Setting atau latar cerita ini adalah di istana Baginda Raja. Sudut pandang teks hikayat ini adalah sudut pandang orang ketiga. Kata arkais yang dapat ditemukan dalam teks ini adalah "Baginda" yang berarti Raja. Konjungsi temporal yang terdapat dalam teks ini adalah "Suatu hari" yang menandakan waktu terjadinya kejadian. Majas yang terdapat dalam teks ini adalah "tamu tidak diundang" yang sebenarnya merujuk pada lalat yang ada di atas meja makan. Tokoh yang terdapat dalam teks ini adalah Abu Nawas dan Baginda Raja, dengan Abu Nawas sebagai tokoh utama yang membalas perlakuan tidak adil dari Baginda Raja.