Mencegah Penipuan Internal dalam Perusahaan Non-Keuanga

Perusahaan non-keuangan sering kali menghadapi tantangan dalam mengelola akun kredit perdagangan, yang dapat membuka pintu bagi penipuan oleh karyawan atau pelanggan. Menurut survei terbaru oleh Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan umumnya kehilangan 5% pendapatan setiap tahunnya akibat penipuan internal. Perusahaan dengan kurang dari 100 karyawan adalah yang paling berisiko. Penipu umumnya memiliki masa kerja satu hingga lima tahun dan tidak memiliki riwayat kriminal. "Lapping" adalah jenis penipuan piutang usaha internal yang paling umum terjadi - petugas mengantongi pembayaran ke rekening pelanggan A, kemudian menggunakan pembayaran dari pelanggan B untuk menjaga agar rekening A tetap menunggak, mengkredit rekening pelanggan B dengan pembayaran dari pelanggan C, dan seterusnya. Untuk mencegah penipuan internal atau menangkapnya lebih awal, perusahaan dapat mengambil beberapa langkah sederhana. Pertama, memisahkan dan merotasi tugas-tugas yang melibatkan penerimaan atau pencairan pembayaran dapat membantu mencegah penipuan. Dengan membagi tugas ini, petugas tidak akan memiliki akses langsung ke seluruh proses, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk melakukan penipuan. Kedua, mengharuskan semua karyawan untuk mengambil cuti tahunan dapat membantu mencegah penipuan. Selama cuti, karyawan tidak akan memiliki akses ke sistem akuntansi, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk melakukan penipuan. Ketiga, melatih para manajer untuk meninjau pekerjaan bawahan dengan memperhatikan kemungkinan adanya kecurangan dapat membantu menangkap penipuan lebih awal. Dengan melakukan ini, manajer dapat mengidentifikasi pola atau aktivitas yang tidak biasa yang mungkin menunjukkan penipuan. Terakhir, menciptakan "hotline" internal bagi karyawan untuk melaporkan dugaan ketidakwajaran sangat penting. Penipuan internal sebagian besar biasanya terungkap oleh tip karyawan. Dengan memiliki hotline internal, karyawan dapat melaporkan dugaan penipuan dengan aman dan dengan kepercayaan bahwa tindakan akan diambil. Perusahaan besar tidak terlalu rentan karena mereka dapat berinvestasi lebih banyak dalam pencegahan dan pendeteksian. Namun, bahkan perusahaan besar pun bisa dirugikan ketika mereka meninggalkan celah. Pertimbangkan kasus penipuan pelanggan baru-baru ini di Lowe's - peritel perlengkapan rumah tangga dengan lebih dari 1.800 toko di AS, Kanada, dan Australia. Penipuan ini menunjukkan bahwa bahkan perusahaan besar juga dapat dirugikan jika mereka tidak memperhatikan potensi penipuan internal. Dalam kesimpulan, mencegah penipuan internal dalam perusahaan non-keuangan memerlukan langkah-langkah proaktif dan kesadaran. Dengan memisahkan dan merotasi tugas-tugas, mengharuskan cuti tahunan, melatih manajer, dan menciptakan hotline internal, perusahaan dapat mengurangi risiko penipuan dan melindungi keuangan mereka. Bahkan perusahaan besar juga harus waspada dan terus memantau untuk menghindari celah yang dapat dimanfaatkan oleh penipu.