Analisis Persilangan Tanaman Ercis untuk Menentukan Jumlah Keturunan dengan Sifat Biji Bulat dan Batang Pendek

Dalam penelitian ini, kita akan menganalisis persilangan tanaman ercis dengan sifat biji bulat (B), biji keriput (b), batang tinggi (R), dan batang pendek (r). Persilangan yang akan kita bahas adalah antara tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dengan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menggunakan hukum pewarisan genetik yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Menurut hukum Mendel, keturunan dari persilangan dua individu akan memiliki sifat yang ditentukan oleh alel yang mereka bawa. Alel adalah variasi gen yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Dalam kasus ini, kita memiliki dua sifat yang ingin kita amati, yaitu biji bulat (B) dan batang pendek (r). Kita juga mengetahui bahwa tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot disilangkan dengan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan dengan sifat biji bulat dan batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat dan batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot batang tinggi heterozigot dan tanaman ercis biji bulat heterozigot batang pendek. Untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek, kita perlu menggunakan aturan pewarisan genetik. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Dalam persilangan ini, kita ingin mengetahui jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keturunan yang memiliki alel b dan r. Dalam persilangan ini, kita dapat menggunakan aturan pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Aturan ini menyatakan bahwa keturunan akan memiliki sifat yang dominan jika mereka memiliki minimal satu alel dominan untuk sifat tersebut. Dalam kasus ini, biji bulat (B) adalah sifat dominan, sedangkan biji keriput (b) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel B akan memiliki biji bulat. Selanjutnya, batang tinggi (R) adalah sifat dominan, sedangkan batang pendek (r) adalah sifat resesif. Oleh karena itu, keturunan yang memiliki minimal satu alel R akan memiliki batang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan hukum pewarisan genetik untuk menghitung jumlah keturunan yang memiliki sifat biji bulat batang pendek. Dalam persilangan ini, kita memiliki tanaman ercis biji bulat homozigot bat