Menyalakan Mimpi Melalui Buku: Sebuah Inisiatif untuk Membuka Akses Literasi di Desa **

Waktu berlalu begitu cepat. Sejak kecil, saya selalu terpesona dengan dunia buku. Setiap halaman yang saya buka adalah jendela menuju petualangan baru, pengetahuan baru, dan inspirasi baru. Namun, saat saya menginjak bangku kuliah, saya menyadari bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati dunia literasi seperti saya. Di desa tempat saya tinggal, akses terhadap buku sangat terbatas. Perpustakaan desa hanya memiliki koleksi buku yang terbatas dan kurang terawat. Anak-anak di desa pun lebih tertarik bermain daripada membaca. Hal ini membuat saya tergerak untuk melakukan sesuatu. Pada tahun 2020, saya memulai inisiatif "Buku untuk Mimpi" dengan mengumpulkan buku-buku bekas dari teman-teman dan keluarga. Saya juga mengajak teman-teman kuliah untuk berpartisipasi dengan cara menyumbangkan buku-buku mereka. Dengan bantuan beberapa teman, kami mendirikan pojok baca di balai desa. Kami juga mengadakan kegiatan membaca bersama dan cerita dongeng untuk anak-anak. Inisiatif ini tidak hanya memberikan akses terhadap buku, tetapi juga menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak desa. Mereka mulai lebih sering mengunjungi pojok baca dan meminjam buku. Melihat antusiasme anak-anak, saya merasa terdorong untuk terus mengembangkan inisiatif ini. Saya berencana untuk bekerja sama dengan sekolah-sekolah di desa untuk menjadikan pojok baca sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Melalui inisiatif ini, saya belajar bahwa setiap orang memiliki potensi untuk membuat perubahan, sekecil apapun itu. Saya juga belajar bahwa berbagi pengetahuan dan inspirasi adalah hal yang sangat berharga. Wawasan:** Inisiatif ini mengajarkan saya bahwa perubahan kecil dapat berdampak besar. Dengan sedikit usaha dan tekad, kita dapat membantu orang lain meraih mimpi mereka. Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama dan membuka akses literasi bagi semua orang.