Perbedaan Perlakuan Raja Panjalu: Sebuah Refleksi atas Keadilan dan Kasih Sayang **

** Kisah Raja Panjalu dan kedua putrinya, Dewi Chandrakirana dan Dewi Ajong, mengungkapkan sebuah realitas pahit tentang perbedaan perlakuan yang didasari oleh kasih sayang dan preferensi pribadi. Meskipun Dewi Ajong, putri permaisuri baru, memiliki kecantikan yang menawan, Raja Panjalu tetap menunjukkan kasih sayang yang lebih besar kepada Dewi Chandrakirana, putri kandungnya yang telah meninggal dunia. Perbedaan perlakuan ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang keadilan dan kasih sayang. Apakah kasih sayang yang tulus harus diukur berdasarkan hubungan darah? Apakah preferensi pribadi dapat membenarkan perlakuan yang tidak adil? Kisah ini mengingatkan kita bahwa kasih sayang yang sejati seharusnya tidak mengenal batas, baik itu hubungan darah, status sosial, atau bahkan kematian. Kasih sayang yang tulus seharusnya merangkul semua orang dengan setara, tanpa memandang perbedaan. Meskipun Raja Panjalu mungkin terikat oleh kasih sayang yang mendalam kepada Dewi Chandrakirana, perlakuannya terhadap Dewi Ajong menunjukkan ketidakadilan yang mendalam. Kasih sayang yang tidak adil dapat berdampak buruk pada penerima kasih sayang, menimbulkan rasa tidak aman, kecemburuan, dan bahkan kebencian. Kisah ini menjadi sebuah refleksi bagi kita semua untuk menilai kembali bagaimana kita memperlakukan orang-orang di sekitar kita. Apakah kita memberikan kasih sayang yang tulus dan adil kepada semua orang, tanpa memandang perbedaan? Atau apakah kita terjebak dalam preferensi pribadi yang dapat menyebabkan ketidakadilan? Semoga kisah Raja Panjalu dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk menumbuhkan kasih sayang yang tulus dan adil, sehingga kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan penuh kasih sayang.