Semut, Belalang, dan Keadilan Alam **

Di sebuah padang rumput yang luas dan hijau, hiduplah seekor semut kecil bernama Anto. Anto adalah semut yang rajin dan pekerja keras. Setiap hari, dia bekerja tanpa lelah mengumpulkan makanan untuk musim dingin yang akan datang. Dia tahu bahwa musim dingin akan datang dengan dingin dan salju yang tebal, dan dia harus siap untuk menghadapi kesulitan itu. Di padang rumput yang sama, hiduplah seekor belalang bernama Bel. Bel adalah belalang yang suka bersenang-senang dan tidak pernah mau bekerja. Dia menghabiskan waktunya dengan bernyanyi, menari, dan bermain. Dia tidak pernah memikirkan masa depan dan tidak pernah mempersiapkan diri untuk musim dingin. Suatu hari, Anto bertemu dengan Bel yang sedang bernyanyi riang di atas sebuah daun. "Bel, mengapa kamu tidak bekerja?" tanya Anto. "Musim dingin akan datang, dan kita harus mempersiapkan diri." "Ah, Anto, jangan khawatir," jawab Bel. "Masih banyak waktu. Aku akan bekerja nanti." Anto menggelengkan kepalanya. Dia tahu bahwa Bel tidak akan pernah bekerja. Dia terus bekerja keras, mengumpulkan makanan sebanyak mungkin. Akhirnya, musim dingin pun tiba. Salju turun dengan lebat, dan padang rumput tertutup es. Anto, yang telah mempersiapkan diri dengan baik, memiliki banyak makanan untuk dimakan. Dia tinggal di sarangnya yang hangat dan nyaman. Bel, yang tidak mempersiapkan diri, kelaparan dan kedinginan. Dia tidak punya makanan dan tidak punya tempat berlindung. Dia mengembara di padang rumput, mencari makanan dan tempat berlindung. Bel akhirnya menemukan Anto di sarangnya. "Anto, tolong aku!" mohon Bel. "Aku kelaparan dan kedinginan." Anto melihat Bel dengan iba. Dia tahu bahwa Bel telah membuat kesalahan dengan tidak mempersiapkan diri. Namun, dia juga tahu bahwa dia harus membantu Bel. "Baiklah, Bel," kata Anto. "Kamu bisa tinggal di sini bersamaku. Tapi kamu harus belajar dari kesalahmu." Bel sangat berterima kasih kepada Anto. Dia tinggal di sarang Anto dan belajar dari kesalahannya. Dia belajar bahwa penting untuk bekerja keras dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa penting untuk bekerja keras dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Kita tidak boleh hanya bersenang-senang dan mengabaikan tanggung jawab kita. Keadilan alam akan selalu berlaku, dan mereka yang tidak mempersiapkan diri akan menderita akibatnya. Penutup:** Fabel ini mengingatkan kita bahwa kesenangan sesaat tidak akan bertahan lama. Kebahagiaan sejati datang dari kerja keras dan persiapan yang matang. Seperti Anto, kita harus belajar dari kesalahan orang lain dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan begitu, kita akan dapat menikmati hidup dengan tenang dan bahagia, tanpa harus khawatir tentang masa depan.