Tujuan Paulus Menulis Surat Korintus

Dalam surat Korintus, Paulus memiliki beberapa tujuan yang ingin dia sampaikan kepada jemaat di Korintus. Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam pasal 5:16-21, ada beberapa tujuan yang dapat kita pahami dari konteks surat ini. Pertama, Paulus ingin mengatasi masalah rasul palsu yang mengajarkan ajaran yang berbeda tentang Yesus. Kota Korintus adalah pusat kegiatan perdagangan dan budaya yang sibuk, sehingga banyak orang yang datang dan pergi. Hal ini menyebabkan munculnya rasul-rasul palsu yang mencoba mempengaruhi jemaat dengan ajaran yang salah. Paulus ingin memastikan bahwa jemaat tetap setia pada ajaran yang benar tentang Yesus Kristus. Selain itu, Paulus juga ingin mengatasi pengaruh penyembahan berhala yang ada di Korintus. Kota ini terkenal dengan kuil-kuil dan patung-patung berhala yang dipuja oleh penduduknya. Paulus ingin mengingatkan jemaat bahwa hanya ada satu Allah yang benar dan mereka harus menjauhkan diri dari penyembahan berhala. Selanjutnya, Paulus juga ingin mengingatkan jemaat tentang bahaya pemujaan terhadap dewi cinta. Dewi cinta adalah salah satu dewi yang dipuja di Korintus dan praktek-praktek kehidupan pergaulan bebas sering terjadi dalam hal pelayanan seksual. Paulus ingin menegaskan bahwa sebagai orang percaya, mereka harus hidup dalam kesucian dan menjauhi praktek-praktek yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Dalam surat ini, Paulus juga ingin mengajak jemaat untuk berdamai dengan Allah melalui Yesus Kristus. Dia menjelaskan bahwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita dapat menerima pengampunan dosa dan hidup yang baru. Paulus ingin mengingatkan jemaat akan pentingnya hubungan pribadi dengan Allah dan pentingnya hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam kesimpulan, tujuan Paulus menulis surat Korintus adalah untuk mengatasi masalah rasul palsu, pengaruh penyembahan berhala, pemujaan terhadap dewi cinta, dan untuk mengajak jemaat berdamai dengan Allah melalui Yesus Kristus. Surat ini memberikan pengajaran dan nasihat yang relevan bagi jemaat di Korintus pada waktu itu, dan juga bagi kita sebagai orang percaya pada masa kini.