Dampak Pemanasan Global terhadap Ekosistem Laut

Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata di bumi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk ekosistem laut. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pemanasan global telah menyebabkan kenaikan suhu permukaan air laut secara signifikan. Sejak tahun 1993 hingga 2020, suhu permukaan laut global mengalami peningkatan sekitar $0,016^{\circ }C$ per tahun, dengan dampak yang merusak bagi kehidupan laut. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah pemutihan terumbu karang (coral bleaching) dalam skala besar akibat kenaikan suhu laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat penting bagi keberagaman hayati laut. Ganggang zooxanthellae yang hidup di dalam polip terumbu karang memberikan warna dan nutrisi penting bagi kelangsungan hidupnya. Namun, ketika suhu air laut meningkat, ganggang tersebut dapat keluar dari terumbu karang, menyebabkan terumbu karang memutih dan rentan terhadap penyakit. Selain itu, peningkatan suhu laut juga berdampak pada reproduksi udang krill dan penyu. Udang krill, sebagai sumber makanan penting bagi hewan-hewan seperti penguin dan anjing laut, bereproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit saat suhu laut meningkat. Hal ini mengancam rantai makanan di ekosistem laut, dengan potensi berdampak negatif pada populasi hewan-hewan pemakan krill. Dengan demikian, pemanasan global tidak hanya berdampak pada suhu permukaan air laut, tetapi juga mengancam keberlangsungan ekosistem laut secara keseluruhan. Upaya perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi kunci dalam menjaga kelestarian ekosistem laut untuk generasi mendatang.