Mengapa Saya Tidak Suka Aksara Bali

Sebagai seorang siswa di Bali, saya sering kali mendengar tentang pentingnya belajar aksara Bali. Meskipun saya menghargai nilai-nilai dan sejarah yang terkandung dalam aksara ini, saya tidak bisa menahan perasaan tidak suka terhadap aksara itu sendiri. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengapa saya tidak suka aksara Bali dan mengapa itu tidak cocok untuk saya. Pertama-tama, saya tidak suka aksara Bali karena itu terlalu sulit untuk dipelajari. Aksara ini memiliki lebih dari 100 karakter, dan membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan untuk menghafalkannya semua. Selain itu, aksara ini tidak digunakan secara luas di luar Bali, sehingga saya tidak melihat nilai praktis dalam belajar aksara ini. Selanjutnya, saya tidak suka aksara Bali karena itu terlalu ketinggalan zaman. Di dunia yang semakin digital, aksara ini tampak ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan cara kita berkomunikasi dan berbagi informasi saat ini. Sebagai seorang siswa yang ingin siap untuk masa depan, saya lebih tertarik untuk belajar keterampilan yang akan membantu saya berhasil di dunia digital. Terakhir, saya tidak suka aksara Bali karena itu terlalu membingungkan. Dengan begitu banyak karakter dan aturan yang berbeda, aksara ini bisa sangat membingungkan dan sulit dipahami. Sebagai seorang siswa yang lebih suka fokus pada mata pelajaran lain, saya lebih suka menghindari belajar aksara ini. Sebagai kesimpulan, meskipun saya menghargai nilai-nilai dan sejarah yang terkandung dalam aksara Bali, saya tidak bisa menahan perasaan tidak suka terhadap aksara itu sendiri. Saya percaya bahwa itu terlalu sulit, ketinggalan zaman, dan membingungkan untuk saya. Sebagai gantinya, saya lebih tertarik untuk fokus pada keterampilan yang akan membantu saya berhasil di dunia digital.