Pengertian dan Agenda Sistem Pemerintahan Reformasi

Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan perikehidupan baru dan menuju perbaikan. Gerakan reformasi di Indonesia dimulai dari kalangan kampus, seperti mahasiswa, dosen, dan rektor. Situasi politik dan ekonomi yang buruk pada saat itu mendorong mahasiswa untuk turun ke jalan dan menyuarakan enam agenda reformasi, yaitu: a. Adili Soeharto dan kroni-kroninya b. Amandemen UUD 1945 c. Penghapusan Dwifungsi ABRI d. Otonomi daerah yang seluas-luasnya e. Supremasi hukum f. Pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) Latar belakang lahirnya masa pemerintahan reformasi adalah krisis finansial Asia pada tahun 1997 yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah. Sistem monopoli di berbagai sektor juga menjadi masalah pada masa orde baru. Krisis moneter yang terjadi membawa dampak luas, seperti penutupan perusahaan, PHK massal, peningkatan angka pengangguran, kemiskinan, dan krisis perbankan. Selain itu, terdapat juga masalah KKN yang semakin merajalela, ketidakadilan dalam bidang hukum, pemerintahan yang otoriter dan tertutup, serta peran militer yang besar dalam pemerintahan orde baru. Pada tanggal 12 Mei 1998, terjadi peristiwa Trisakti di Jakarta, di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal akibat bentrok dengan aparat keamanan. Keempat mahasiswa tersebut kemudian diberi gelar sebagai "Pahlawan Reformasi". Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji untuk mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Namun, rencana tersebut tidak terlaksana karena penolakan dari empat belas menteri. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya. Meskipun agenda reformasi belum sepenuhnya tercapai, gerakan ini telah membawa perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan Indonesia. Reformasi menjadi tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia dan memberikan harapan akan perbaikan dan kemajuan di masa depan.