Menerapkan Prinsip Understanding by Design dalam Pembelajaran: Cerita Reflektif

Pada hari itu, saya duduk di mejanya, menatap papan tulis yang kosong di depan saya. Saya sedang mengajar kelas sejarah, dan saya sedang berusaha untuk merencanakan pelajaran berikutnya. Saya telah mengajar selama beberapa tahun, tetapi saya masih kesulitan untuk membuat pelajaran yang menarik dan efektif. Saya merasa seperti saya terjebak dalam siklus yang tak berujung dari merencanakan pelajaran, hanya untuk menemukan bahwa mereka tidak sebagus yang saya harapkan. Saat saya duduk di sana, saya mulai berpikir tentang prinsip Understanding by Design. Saya telah mendengarnya banyak kali, tetapi saya belum benar-benar memahaminya. Saya mulai membaca lebih lanjut tentang prinsip tersebut dan bagaimana itu dapat membantu saya merencanakan pelajaran yang lebih baik. Saya mulai dengan menentukan tujuan pembelajaran. Saya ingin siswa memahami peristiwa penting dalam sejarah, tetapi saya juga ingin mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Saya mulai dengan menentukan apa yang saya ingin siswa dapat setelah pelajaran. Saya ingin mereka dapat menganalisis dan menafsirkan sumber-sumber sejarah, dan saya ingin mereka dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan jelas. Selanjutnya, saya mulai merencanakan pelajaran. Saya memulai dengan menentukan apa yang akan saya pelajari, dan kemudian saya mulai merencanakan aktivitas yang akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Saya memecah pelajaran menjadi beberapa bagian, dan saya mulai merencanakan bagian-bagian tersebut secara lebih rinci. Saya mempertimbangkan apa yang akan saya katakan, apa yang akan saya tunjukkan, dan apa yang akan saya minta siswa lakukan. Saat saya merencanakan pelajaran, saya mulai merasa lebih percaya diri. Saya merasa seperti saya sedang mengambil pendekatan yang lebih terstruktur dan terorganisir dalam merencanakan pelajaran. Saya mulai merasa seperti saya sedang mengambil kendali atas proses pembelajaran, dan saya mulai merasa seperti saya sedang membuat perbedaan yang lebih besar. Saat hari pelajaran tiba, saya merasa lebih siap. Saya tahu apa yang akan saya katakan, apa yang akan saya tunjukkan, dan apa yang akan saya minta siswa lakukan. Saya tahu bahwa saya telah mengikuti prinsip Understanding by Design, dan saya tahu bahwa saya telah merencanakan pelajaran yang efektif. Saat pelajaran berlangsung, saya bisa melihat bahwa siswa terlibat dan tertarik. Mereka bertanya dan berpartisipasi dalam diskusi. Mereka menunjukkan pemahaman mereka tentang materi, dan mereka mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan jelas. Saya bisa melihat bahwa saya telah berhasil menerapkan prinsip Understanding by Design dalam pelajaran saya. Saat hari pelajaran berakhir, saya merasa puas. Saya telah berhasil menerapkan prinsip Understanding by Design dalam pelajaran saya, dan saya telah membuat perbedaan yang lebih besar. Saya telah mengambil kendali atas proses pembelajaran, dan saya telah membuat pelajaran yang lebih menarik dan efektif. Saya telah memahami kekuatan prinsip Understanding by Design, dan saya telah mulai menggunakannya dalam kelas saya.