Pelukan Hangat Kakak **

** Matahari sore menyinari lapangan latihan ZKT78 dengan teriknya. Keringat membasahi tubuh Ria, gadis kecil yang berlatih dengan tekun. Ia bermimpi untuk menjadi atlet yang hebat, seperti sang kakak, Shani Indira Natio. Hari itu, Ria kelelahan. Ia merasa tubuhnya lemas dan kepalanya berputar. Tiba-tiba, pandangannya menjadi gelap dan ia terjatuh. Ria pingsan. Shani, yang sedang memantau latihan adiknya, langsung berlari menghampiri Ria. Ia panik melihat adiknya tergeletak tak berdaya. Dengan sigap, Shani menggendong Ria dan membawanya ke tempat teduh. Shani memeluk erat tubuh Ria, berharap kehangatan tubuhnya dapat membangunkan adiknya. Ia berbisik lembut, "Ria, bangun sayang. Kakak di sini." Lama-kelamaan, Ria mulai membuka matanya. Ia mengerang pelan, masih merasa pusing. Shani tersenyum lega, "Kamu baik-baik saja, Ria? Jangan terlalu memaksakan diri ya." Ria mengangguk lemah. Ia merasa tenang dan aman dalam pelukan hangat sang kakak. Shani selalu ada untuknya, seperti pelindung yang selalu siap menjaganya. Pelukan Shani bukan hanya memberikan kehangatan fisik, tetapi juga kehangatan batin. Ia merasa dicintai dan dihargai. Ria berjanji untuk selalu berusaha keras, agar kelak ia bisa menjadi atlet yang hebat seperti sang kakak, dan selalu membanggakan Shani.