Makna Kata dalam Q.S. al-Anbiyä (21:30)

Dalam ayat 30 dari Surah al-Anbiyä, Allah berfirman, "Apakah orang-orang kafir tidak memperhatikan bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" Ayat ini mengandung makna yang dalam dan mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Allah dalam menciptakan langit dan bumi. Kata-kata yang digunakan dalam ayat ini memiliki makna yang penting dan perlu dipahami dengan baik. Pertama, kata "padu" menggambarkan keadaan langit dan bumi sebelum dipisahkan oleh Allah. Kata ini menunjukkan bahwa langit dan bumi pada awalnya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ini menunjukkan kekuasaan Allah dalam menciptakan segala sesuatu dengan kehendak-Nya. Kemudian, kata "pisahkan" menunjukkan tindakan Allah dalam memisahkan langit dan bumi setelah mereka menjadi satu kesatuan. Ini menunjukkan kebijaksanaan dan kekuasaan Allah dalam mengatur dan mengatur alam semesta. Selanjutnya, kata "air" mengacu pada air sebagai sumber kehidupan. Allah menciptakan segala sesuatu yang hidup dari air, menunjukkan keajaiban penciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya dalam memberikan kehidupan kepada makhluk-Nya. Ayat ini juga mengajak kita untuk merenungkan mengapa orang-orang kafir tidak beriman kepada Allah meskipun melihat kebesaran-Nya dalam ciptaan-Nya. Ini menunjukkan pentingnya iman dalam mengakui kebesaran Allah dan menghargai ciptaan-Nya. Dalam kesimpulan, ayat ini mengandung makna yang dalam tentang kebesaran Allah dalam menciptakan langit dan bumi. Kata-kata yang digunakan dalam ayat ini menggambarkan kekuasaan, kebijaksanaan, dan keajaiban penciptaan-Nya. Ayat ini juga mengajak kita untuk merenungkan dan menghargai kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.