Menelusuri Jejak Sejarah dalam Secangkir Biko Blewut **

** Udara pagi yang sejuk menyapa saat aku memasuki Museum Biko Blewut. Aroma kayu jati tua dan rempah-rempah samar tercium di udara, membawa nostalgia masa lampau. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda bersejarah yang menceritakan kisah panjang pembuatan biko blewut, makanan tradisional yang menjadi ikon daerah ini. Di ruang pertama, aku disambut oleh replika alat-alat tradisional yang digunakan untuk menumbuk beras ketan dan mengolah gula aren. Di dinding, foto-foto hitam putih menampilkan para nenek moyang yang dengan telaten membuat biko blewut. Aku membayangkan betapa lezatnya biko blewut yang mereka buat, dan betapa eratnya tradisi ini terjalin dalam kehidupan mereka. Di ruang berikutnya, aku menemukan koleksi resep biko blewut dari berbagai generasi. Tulisan tangan yang rapi dan tinta yang memudar menceritakan bagaimana resep ini diwariskan turun temurun, mengalami modifikasi kecil namun tetap mempertahankan cita rasa khasnya. Aku terkesima melihat betapa pentingnya biko blewut bagi masyarakat di sini, bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol budaya dan identitas. Di ruang terakhir, aku menemukan sebuah video dokumenter tentang proses pembuatan biko blewut. Video ini memperlihatkan bagaimana para perajin dengan penuh semangat dan ketelitian mengolah bahan-bahan hingga menghasilkan biko blewut yang lembut dan manis. Aku merasakan betapa bangganya mereka dengan warisan budaya yang mereka jaga. Menjelajahi Museum Biko Blewut adalah pengalaman yang tak terlupakan. Aku tidak hanya belajar tentang sejarah pembuatan biko blewut, tetapi juga merasakan semangat dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka. Secangkir biko blewut bukan hanya makanan, tetapi juga sebuah cerita, sebuah warisan yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.