Bagaimana Kerajaan Pajajaran Berakhir?

Sejarah Awal Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran, juga dikenal sebagai Kerajaan Sunda, adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang berdiri dari abad ke-7 hingga ke-16. Kerajaan ini berpusat di wilayah Jawa Barat sekarang, dengan ibu kotanya yang terkenal, Pakuan Pajajaran. Kerajaan ini dikenal karena kekayaan dan kekuasaannya, serta pengaruhnya yang luas di wilayah sekitarnya.

Periode Keemasan Kerajaan Pajajaran

Periode keemasan Kerajaan Pajajaran terjadi pada abad ke-14 hingga ke-15, di mana kerajaan ini mencapai puncak kekuasaannya. Selama periode ini, Kerajaan Pajajaran berhasil memperluas wilayahnya, mengendalikan perdagangan di wilayah tersebut, dan membangun berbagai struktur monumental seperti candi dan prasasti. Kerajaan ini juga dikenal karena kemajuan budayanya, termasuk seni, sastra, dan filsafat.

Konflik dan Penurunan Kerajaan Pajajaran

Namun, kejayaan Kerajaan Pajajaran tidak berlangsung selamanya. Pada abad ke-16, kerajaan ini mulai mengalami berbagai konflik internal dan eksternal yang mengancam stabilitasnya. Salah satu konflik terbesar adalah invasi dari Kerajaan Demak dan Banten, yang berusaha untuk menguasai wilayah Kerajaan Pajajaran. Selain itu, kerajaan ini juga menghadapi pemberontakan internal dan persaingan antara keluarga kerajaan.

Akhir dari Kerajaan Pajajaran

Akhirnya, pada tahun 1579, Kerajaan Pajajaran resmi berakhir setelah ibu kotanya, Pakuan Pajajaran, jatuh ke tangan Sultan Haji dari Kerajaan Banten. Raja terakhir Pajajaran, Prabu Surya Kencana, dikabarkan melarikan diri ke pegunungan dan menghilang. Dengan jatuhnya Pakuan Pajajaran, berakhirlah salah satu kerajaan Hindu-Buddha terakhir di Jawa.

Meski Kerajaan Pajajaran telah berakhir, namun warisan budaya dan sejarahnya masih hidup hingga hari ini. Banyak situs sejarah dan peninggalan budaya dari kerajaan ini masih dapat ditemukan di Jawa Barat, menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu Kerajaan Pajajaran.