Perbedaan Penerapan Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Baru dan Masa Reformasi

Pada masa Orde Baru, penerapan politik luar negeri bebas aktif di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa reformasi. Politik luar negeri bebas aktif pada masa Orde Baru lebih cenderung mengutamakan stabilitas politik dan keamanan nasional, sedangkan pada masa reformasi, politik luar negeri bebas aktif lebih fokus pada promosi demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia. Perbedaan ini mencerminkan perubahan paradigma politik luar negeri Indonesia seiring dengan perubahan politik dan sosial di dalam negeri. Pada masa Orde Baru, politik luar negeri bebas aktif di Indonesia diarahkan untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional. Pemerintah Orde Baru berusaha menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan negara-negara besar di dunia, dengan tujuan untuk menghindari konflik dan memperoleh dukungan politik serta ekonomi. Pada saat yang sama, pemerintah Orde Baru juga menjaga kemandirian dan kebebasan dalam mengambil keputusan politik luar negeri, tanpa terikat oleh aliansi militer atau blok politik tertentu. Namun, pada masa reformasi, politik luar negeri bebas aktif mengalami perubahan signifikan. Pemerintah reformasi lebih fokus pada promosi demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Politik luar negeri bebas aktif pada masa reformasi lebih menekankan pentingnya keterlibatan Indonesia dalam organisasi internasional dan kerjasama regional yang berorientasi pada demokrasi dan hak asasi manusia. Pemerintah reformasi juga aktif dalam mengadvokasi isu-isu global seperti perdamaian dunia, pengentasan kemiskinan, dan perubahan iklim. Perbedaan penerapan politik luar negeri bebas aktif pada masa Orde Baru dan masa reformasi mencerminkan perubahan paradigma politik luar negeri Indonesia. Pada masa Orde Baru, politik luar negeri lebih berfokus pada stabilitas politik dan keamanan nasional, sedangkan pada masa reformasi, politik luar negeri lebih berorientasi pada promosi demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia. Perubahan ini sejalan dengan perubahan politik dan sosial di dalam negeri, serta tuntutan masyarakat akan partisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan perlindungan hak asasi manusia.