Mengelola Penghasilan dan Pajak Penghasilan

Pada tahun 2022, Thomas bekerja di PT. UNSIA dengan gaji pokok sebesar Rp 15.000.000 per bulan. Selain itu, ia juga menerima tunjangan transportasi sebesar Rp 1.500.000 per bulan dan tunjangan uang makan sebesar Rp 45.000 per hari, dengan asumsi hari kerja sebanyak 22 hari dalam sebulan. Semua tunjangan ini termasuk dalam tunjangan utama yang diterima oleh Thomas. Selain itu, Thomas juga diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan oleh perusahaan sebesar 3,7% dari gaji pokoknya. Ia juga membayar iuran sendiri sebesar 2% dari gaji pokoknya. Program ini memberikan perlindungan bagi Thomas dalam hal kecelakaan kerja dan jaminan hari tua. Selama hari raya, Thomas juga menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 1 bulan gaji pokoknya. Ini adalah bentuk penghargaan dari perusahaan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik sepanjang tahun. Namun, setiap bulan, Thomas juga harus membayar pinjaman sebesar Rp 1.000.000 kepada kantor. Pinjaman ini mungkin untuk keperluan pribadi atau kebutuhan mendesak lainnya. Selain itu, Thomas juga memiliki tanggungan keluarga. Ia menikah dan memiliki 3 orang anak. Selain istri dan anak-anaknya, Thomas juga menanggung biaya hidup orang tuanya. Dari data ini, kita dapat menghitung beberapa hal: 1. Pajak Penghasilan (PPh) 21 terutang atas penghasilan teratur. PPh 21 adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Thomas atas penghasilan tetapnya setiap bulan. Untuk menghitungnya, kita perlu mengetahui jumlah gaji pokok, tunjangan transportasi, tunjangan uang makan, dan tunjangan hari raya yang diterima Thomas. 2. Pajak Penghasilan (PPh) 21 terutang atas penghasilan tidak teratur. PPh 21 juga harus dibayarkan oleh Thomas atas penghasilan tidak tetapnya, seperti THR dan penghasilan lainnya yang tidak teratur. 3. Total Take Home Pay (THP) atas penghasilan teratur. THP adalah jumlah penghasilan bersih yang diterima oleh Thomas setelah dikurangi pajak penghasilan teratur dan potongan lainnya. 4. Total Take Home Pay (THP) atas penghasilan tidak teratur. THP juga perlu dihitung untuk penghasilan tidak tetap, seperti THR dan penghasilan lainnya yang tidak teratur. Dengan menghitung semua ini, Thomas dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan penghasilannya dan berapa jumlah yang akan diterimanya setelah dipotong pajak penghasilan dan potongan lainnya.