Melepaskan Belenggu Sistem Potif dalam Keluarga: Menuju Pola Asuh yang Sehat dan Demokratis **

Sistem potif, atau sistem patriarki, masih menjadi realitas yang dihadapi banyak keluarga di Indonesia. Sistem ini menempatkan laki-laki sebagai kepala keluarga yang memiliki otoritas mutlak, sementara perempuan dan anak-anak berada di bawah kekuasaannya. Pola asuh ini seringkali melahirkan ketidaksetaraan, diskriminasi, dan kekerasan dalam rumah tangga. Sudut Pandang: Artikel ini akan membahas dampak negatif sistem potif dalam keluarga dan bagaimana cara mengatasi sistem ini untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan demokratis. Dampak Negatif Sistem Potif: * Ketidaksetaraan Gender: Sistem potif menciptakan pemisahan peran yang tidak adil antara laki-laki dan perempuan. Perempuan seringkali dibebani tugas domestik dan diharuskan tunduk pada laki-laki, sementara laki-laki memiliki kebebasan dan akses yang lebih besar. * Diskriminasi: Anak perempuan seringkali mengalami diskriminasi dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kesempatan. Mereka mungkin tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak laki-laki untuk mengembangkan potensi mereka. * Kekerasan dalam Rumah Tangga: Sistem potif dapat memicu kekerasan fisik, seksual, dan emosional terhadap perempuan dan anak-anak. Laki-laki merasa berhak untuk mengontrol dan mendisiplinkan anggota keluarga lainnya dengan kekerasan. * Kurangnya Partisipasi: Sistem potif menghambat partisipasi perempuan dan anak-anak dalam pengambilan keputusan keluarga. Suara mereka tidak didengarkan dan kebutuhan mereka tidak dipenuhi. Cara Mengatasi Sistem Potif: * Pendidikan: Meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender dan hak asasi manusia melalui pendidikan formal dan informal. * Peran Model: Menampilkan tokoh-tokoh perempuan dan laki-laki yang menunjukkan peran gender yang setara dan saling menghormati. * Komunikasi: Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dalam keluarga, di mana semua anggota keluarga dapat berbagi pendapat dan kebutuhan mereka. * Pembagian Tugas: Membagi tugas rumah tangga secara adil antara laki-laki dan perempuan, serta melibatkan anak-anak dalam tugas yang sesuai dengan usia mereka. * Dukungan Sosial: Memberikan dukungan kepada perempuan dan anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga melalui lembaga sosial dan hukum. Kesimpulan: Sistem potif merupakan sistem yang merugikan dan tidak adil. Untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan demokratis, kita perlu melepaskan belenggu sistem ini dan membangun pola asuh yang berdasarkan kesetaraan gender, saling menghormati, dan partisipasi aktif semua anggota keluarga. Wawasan:** Membangun keluarga yang demokratis dan setara adalah tanggung jawab bersama. Dengan memahami dampak negatif sistem potif dan menerapkan solusi yang tepat, kita dapat menciptakan generasi mendatang yang lebih adil dan sejahtera.