Sejarah Kahuripan dan Jenggala: Dari Rani Jiwana hingga Hayam Wuruk

Kahuripan adalah sebuah kerajaan yang dikuasai oleh Rani Jiwana Tribhuwana Tunggadewi, ibu Hayam Wuruk, yang kemudian menduduki tahta Majapahit. Sebagai kakak tertua dari Rani Daha Rajadewi Maharajasa, Kahuripan lebih "senior" dan penting dibandingkan Daha. Sebelum Hayam Wuruk naik tahta di Majapahit, ia adalah yuwaraja yang berkedudukan di Jiwana, menunjukkan bahwa Jiwana merupakan batu loncatan sebelum menduduki tahta Majapahit. Pu Baradah membagi dua kerajaan Airlangga menjadi Jenggala dan Panjalu, dengan batas Sungai Brantas dan Sungai Porong. Pembagian ini disertai kutuk pastu yang sangat ditakuti dan disegani. Untuk membuat kutukan tersebut menjadi tambar atau lenyap, diperlukan pendirian dua tempat suci di Boyolangu (Tulungagung - Jawa Timur) dan di muara Sungai Brantas. Jenggala berada di sebelah utara batas alam penetapan Pu Baradah yaitu Sungai Brantas. Dengan memahami sejarah Kahuripan dan Jenggala, kita dapat melihat bagaimana kekuasaan dan hubungan antar kerajaan berkembang di Jawa Timur pada masa itu. Ini juga menunjukkan pentingnya batas-batas alam dan tempat suci dalam menentukan kekuasaan dan stabilitas politik.