Meruntuhkan Tembok Gender: Membangun Masa Depan yang Setara untuk Anak-Anak **

Pernyataan Ibu Sarah tentang pengalamannya di PAUD Harapan mencerminkan sebuah realitas yang semakin disadari oleh banyak orang tua: anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi yang sama untuk belajar, berkembang, dan mencapai mimpi mereka. Selama bertahun-tahun, masyarakat terbiasa dengan norma-norma gender yang membatasi. Anak laki-laki diharapkan kuat, berani, dan tidak menunjukkan kelembutan, sementara anak perempuan diharapkan lembut, penurut, dan tidak boleh menunjukkan ketegasan. Namun, pandangan ini tidak hanya sempit, tetapi juga merugikan. Membatasi anak-anak berdasarkan gender berarti membatasi potensi mereka. Anak laki-laki yang didorong untuk selalu kuat dan berani mungkin kesulitan untuk mengekspresikan emosi mereka, sementara anak perempuan yang didorong untuk menjadi lembut dan penurut mungkin kesulitan untuk bersuara dan memperjuangkan hak mereka. Di PAUD Harapan, Ibu Sarah melihat bagaimana anak-anak belajar dan bermain bersama tanpa dibatasi oleh gender. Mereka bebas mengeksplorasi minat dan bakat mereka, tanpa harus merasa terkekang oleh norma-norma yang sudah ada. Pengalaman Ibu Sarah di PAUD Harapan menunjukkan bahwa membangun masa depan yang setara untuk anak-anak dimulai dari meruntuhkan tembok gender. Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak, tanpa memandang jenis kelamin, kita membuka jalan bagi mereka untuk mencapai potensi penuh mereka dan membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Wawasan:** Melihat anak-anak di PAUD Harapan bermain dan belajar bersama tanpa dibatasi oleh gender mengingatkan kita bahwa potensi manusia tidak ditentukan oleh jenis kelamin. Kita perlu terus meruntuhkan tembok gender dan membangun lingkungan yang inklusif dan setara bagi semua anak, agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang utuh dan berdaya.