Mengapa Kecerdasan dan Kecurigaan Lebih Baik daripada Kekuatan dan Kekerasa

Di hutan Kalimantan yang lebat, hiduplah seekor orangutan yang licin bernama Opi. Opi dikenal karena akrobatiknya yang mengesankan dan triknya yang menghibur, sering kali menguji kesabaran hewan lain. Suatu siang yang lembab, Opi sedang berayun di pohon Kapur yang tinggi, dengan hati-hati membuang buah rambutan ke Sungai Kapuas di bawah. Tiba-tiba, seekor buaya besar bernama Buas muncul dari air, matanya tertuju pada orangutan yang bermain. "Aha!" teriakan Buas, suaranya bergema melalui pohon-pohon, "sebuah camilan yang lengket telah jatuh tepat ke dalam piring saya! Kamu terlihat lezat, kecil kera. Kamu akan menjadi makanan yang sempurna untuk saya." Opi, meskipun terkejut, tersenyum licin. "Oh, Buaya yang terhormat," dia tersenyum, "apakah kamu tidak pikir saya terlalu miskin dan berbulu untuk selera yang halus seperti milikmu? Mungkin kamu akan menemukan makanan yang lebih memuaskan lebih ke hilir Sungai Kapuas." Buas ragu, keinginan makanannya bertabrakan dengan kecerdasaannya yang licin. "Deer, kamu katakan? Itu terdengar menarik, tapi Sungai Kapuas sangat luas dan berbahaya hari ini. Mungkin kamu, dengan keagilanmu, bisa membantu saya menavigasi arus yang berbahaya." Opi, menyembunyikan kegembiraannya, merundukkan dagunya dalam pemikiran palsu. "Membantu kamu menavigasi, Buaya? Itu saya bisa lakukan, tetapi arus hanya aman untuk mereka yang bisa menahan napas mereka untuk waktu yang sangat lama. Mungkin hanya mereka yang memiliki paru-paru terkuat yang bisa bertahan hidup." Buas mengangkat dada, kebanggaannya meningkat. "Paru-paru terkuat? Saya adalah raja sungai! Saya bisa menahan napas saya selama berjam-jam! Bawa saya ke arus, kecil kera!" Opi, dengan senyuman licin di matanya, berayun melalui pohon-pohon, memimpin Buas melalui jalur yang berliku-liku melalui kanopi hutan. Mereka akhirnya mencapai pohon fig strangler yang menjulang tinggi, dengan akar udara yang mencapai sungai seperti jembatan alami. "Inilah tempatnya, Buaya," Opi mengatakan, mengarahkan ke akar udara. "Short cut melintasi arus, tetapi ingatlah, hanya aman untuk mereka yang bisa menahan napas mereka untuk waktu yang sangat lama." Tanpa berpikir, Buas melompat ke air dan mulai berenang menuju akar udara. Ketika Buas mencoba mengangkat diri ke akar udara, Opi teriakan dengan tawa dan meluncurkan diri ke keselamatan. Buas, terjebak di akar udara, berjuang dan berputar-putar, tidak bisa menahan napasnya lagi. Kisah ini, yang dikisahkan melalui hutan Kalimantan, mengajarkan kita bahwa bahkan makhluk yang paling kuat bisa dikalahkan oleh yang lebih cerdas dan licin. Ini juga mengajarkan kita pentingnya menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tidak biarkan keinginan kita membingungkan penilaian kita.