Singkong: Lebih dari Sekedar Makanan Pokok **

** Singkong, atau ubi kayu, telah lama menjadi makanan pokok di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, singkong bahkan menjadi salah satu sumber karbohidrat utama bagi sebagian masyarakat. Namun, seringkali singkong dipandang sebelah mata, dianggap sebagai makanan kelas dua, atau bahkan makanan untuk orang miskin. Padahal, singkong memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pangan yang sehat dan berkelanjutan. Pertama, singkong kaya akan karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama. Dibandingkan dengan nasi, singkong memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis. Hal ini sangat penting bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes. Kedua, singkong merupakan sumber serat yang baik. Serat membantu pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan usus. Selain itu, serat juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Ketiga, singkong mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, seperti vitamin C, vitamin B6, kalium, dan magnesium. Vitamin C berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan vitamin B6 membantu dalam pembentukan sel darah merah. Kalium dan magnesium penting untuk menjaga kesehatan jantung dan otot. Terakhir, singkong merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan dan tahan terhadap kekeringan. Hal ini membuatnya menjadi sumber pangan yang ideal di daerah-daerah dengan kondisi tanah yang kurang subur. Singkong, dengan segala manfaatnya, layak mendapatkan tempat yang lebih terhormat dalam dunia pangan. Kita perlu mengubah persepsi masyarakat tentang singkong, dan melihatnya sebagai sumber pangan yang sehat, berkelanjutan, dan terjangkau. Dengan demikian, singkong dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pangan di masa depan.