Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Perdaganganny

Kerajaan Sriwijaya, yang terletak di Sumatra, adalah sebuah kerajaan maritim yang sangat kuat dan berpengaruh pada abad ke-7 hingga ke-11 Masehi. Salah satu faktor utama yang memungkinkan Sriwijaya berkembang adalah karena lokasinya yang strategis, yang membuatnya menjadi pusat perdagangan penting di antara India dan Tiongkok. Sriwijaya mengendalikan jalur perdagangan ini dan menjadi pusat perdagangan penting di kawasan tersebut. Masyarakat Sriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran, dan hasil bumi yang diperdagangkan termasuk kemenyan, lada, damar, penyu, dan barang-barang logam seperti emas dan perak. Bahkan orang Arab menyebutkan barang-barang lain seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkih pala, kepulaga, gading, emas, dan timah. Untuk menjaga dominasinya dalam perdagangan, Sriwijaya harus terus menjaga monopoli perdagangannya. Dalam rangka ini, Sriwijaya menggelar ekspedisi militer untuk menaklukkan bandar pelabuhan pesaing di kawasan sekitarnya dan menyerap mereka ke dalam mandala Sriwijaya. Prasasti Ligor, yang ditulis pada tahun 775 Masehi, menyebutkan bahwa raja Sriwijaya, Dharmasetu, mendirikan pelabuhan di Semenanjung Melayu di dekat Ligor dan membangun beberapa kuil agama Buddha. Prasasti Talang Tuo, yang ditulis pada tahun 684 Masehi, juga menyebutkan tentang selesainya pembangunan taman oleh Dapunta Hyang Jayanasa, yang diberi nama Srikserta. Taman ini adalah bukti dari kekayaan dan kemewahan Sriwijaya pada masa itu. Secara keseluruhan, kerajaan Sriwijaya dan perdagangannya memiliki dampak yang sangat besar pada sejarah Indonesia. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan penting di kawasan tersebut dan memainkan peran penting dalam menghubungkan India dan Tiongkok. Masyarakat Sriwijaya hidup dari perdagangan dan pelayaran, dan hasil bumi yang diperdagangkan termasuk kemenyan, lada, damar, penyu, dan barang-barang logam seperti emas dan perak. Sriwijaya juga membangun kuil agama Buddha dan menjaga monopoli perdagangannya dengan menggelar ekspedisi militer untuk menaklukkan bandar pelabuhan pesaing.