Kimia Hijau: Mengurangi Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dalam Proses Kimi

Kimia Hijau atau Green Chemistry adalah pendekatan dalam ilmu kimia yang bertujuan untuk mendesain produk kimia dan prosesnya agar mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia yang berbahaya. Prinsip-prinsip kimia hijau meliputi mencegah limbah, meminimalkan nilai ekonomi suatu atom, mengurangi bahan turunan kimia, sintesis kimia yang bahayanya sedikit, dan mendesain efisiensi energi. Salah satu contoh penerapan kimia hijau adalah dalam produksi gas karbondioksida. Gas karbondioksida dihasilkan dari pembakaran sempurna, di mana molekul senyawa tersebut terdiri atas satu atom karbon dan dua atom oksigen. Dalam reaksi pembakaran, gas oksigen dan gas karbondioksida berperan sebagai pereaksi. Pada reaksi tersebut, terdapat dua molekul gas \( \mathrm{SO}_{3} \) sebagai hasil reaksi. Selain itu, kimia hijau juga berperan dalam mengurangi dampak lingkungan dari proses kimia. Sebagai contoh, pagar besi yang berkarat merupakan hasil dari reaksi kimia yang terjadi antara besi, oksigen, dan air. Reaksi ini ditandai dengan perubahan warna dan terbentuknya endapan. Dalam hal ini, kimia hijau dapat membantu dalam mengurangi karat pada besi dengan menggunakan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan. Dalam kasus pembakaran glukosa dengan oksigen, oksigen yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan perbandingan massa glukosa yang terbakar dengan massa gas karbondioksida dan uap air yang dihasilkan. Dalam contoh ini, 35 gram glukosa menghasilkan 30 gram gas karbondioksida dan 25 gram uap air. Oleh karena itu, oksigen yang diperlukan dalam pembakaran tersebut adalah 20 gram. Kimia hijau adalah pendekatan yang penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses kimia, kita dapat menciptakan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan.