Perhitungan Porositas dan Cadangan Hidrokarbon Menggunakan Metode Volumetrik

Dalam artikel ini, kita akan membahas perhitungan porositas dan cadangan hidrokarbon menggunakan metode volumetrik. Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah minyak atau gas yang dapat diproduksi dari suatu formasi batuan. Kami akan melihat beberapa contoh perhitungan porositas dan cadangan hidrokarbon menggunakan metode volumetrik. Contoh 1: Sebuah sampel core berbentuk silinder memiliki panjang 7 cm dengan diameter 3.5 cm. Berat kering sampel adalah 59 g dan berat jenuh sampel adalah 72 g. Sampel dijenuhkan menggunakan minyak dengan massa jenis 0.68 g/cm^3. Untuk menentukan porositas sampel, kita dapat menggunakan rumus porositas: Porositas = (Berat Jenuh - Berat Kering) / (Berat Jenuh - Berat Air) * 100% Dalam contoh ini, berat air dapat diabaikan karena sampel dijenuhkan dengan minyak. Dengan menggantikan nilai yang diberikan ke dalam rumus, kita dapat menghitung porositas sampel. Contoh 2: Sebuah gas memiliki specific gravity sebesar 0.75 pada tekanan dan temperatur standar. Diketahui berat molekul udara sebesar 28.96. Untuk menghitung berat molekul gas, kita dapat menggunakan rumus berikut: Berat Molekul Gas = Specific Gravity x Berat Molekul Udara Dalam contoh ini, kita dapat menggantikan nilai yang diberikan ke dalam rumus untuk menghitung berat molekul gas. Contoh 3: Sebuah sampel core berbentuk silinder memiliki panjang 7.6 cm dengan diameter 3.9 cm. Berat kering sampel adalah 84.6 g dan berat jenuh sampel adalah 102.3 g. Sampel dijenuhkan menggunakan air dengan massa jenis 1 g/cm^3. Untuk menentukan porositas sampel, kita dapat menggunakan rumus porositas yang sama seperti pada contoh sebelumnya. Contoh 4: Sebuah formasi memiliki porositas sebesar 25% dengan saturasi air sebesar 15%. Faktor pembentuk formasi minyak diketahui sebesar 1.35 bbl/stb dengan luas area formasi 150000 hektar dan ketebalan formasi sebesar 27 ft. Untuk menghitung cadangan minyak pada stok tank menggunakan metode volumetrik, kita dapat menggunakan rumus berikut: Cadangan Minyak = Luas Area x Ketebalan x Porositas x (1 - Saturasi Air) x Faktor Pembentuk Formasi Dalam contoh ini, kita dapat menggantikan nilai yang diberikan ke dalam rumus untuk menghitung cadangan minyak. Contoh 5: Sebuah formasi memiliki porositas sebesar 19% dengan saturasi air sebesar 20%. Faktor pembentuk formasi gas diketahui sebesar 0.56 bbl/stb dengan luas area formasi 135000 hektar dan ketebalan formasi sebesar 23 ft. Untuk menghitung cadangan gas pada stok tank menggunakan metode volumetrik, kita dapat menggunakan rumus yang sama seperti pada contoh sebelumnya. Dalam artikel ini, kita telah melihat beberapa contoh perhitungan porositas dan cadangan hidrokarbon menggunakan metode volumetrik. Metode ini sangat penting dalam industri minyak dan gas untuk menentukan potensi produksi suatu formasi batuan. Dengan menggunakan rumus yang tepat dan menggantikan nilai yang diberikan, kita dapat menghitung porositas dan cadangan hidrokarbon dengan akurat.