Perhitungan Gaya Gelombang pada Struktur Tetap di Dermag

Gaya gelombang adalah salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan dan perhitungan struktur tetap di dermaga. Gaya gelombang dapat mempengaruhi stabilitas dan kekuatan struktur, serta mempengaruhi operasi bongkar muat kapal di dermaga. Dalam kebanyakan kasus, operasi bongkar muat kapal tidak dilakukan saat terjadi gelombang besar. Oleh karena itu, umumnya diabaikan gaya gelombang pada tiang yang membentuk kepala dermaga dan struktur tambahan yang terkait jika berada di perairan yang terlindungi. Namun, pada struktur dermaga pulau untuk kapal besar yang berada di perairan dalam dan relatif terbuka, gaya gelombang dapat menjadi bagian yang signifikan dari total gaya yang perlu dihitung. Selain itu, tiang yang mendukung jembatan pendekatan ke dermaga tidak perlu menahan gaya benturan saat bongkar muat kapal. Oleh karena itu, gaya gelombang, bahkan di perairan yang cukup terlindungi, ketika digabungkan dengan tekanan angin pada superstruktur dan hambatan arus pada tiang, dapat menghasilkan beban yang substansial secara melintang terhadap sumbu jembatan pendekatan. Pendekatan sederhana untuk perhitungan gaya gelombang pada struktur tetap adalah dengan mengasumsikan bahwa gaya gelombang maksimum dapat diungkapkan sebagai gaya statis yang setara yang disebabkan oleh gelombang soliter dengan bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 8.11. Bentuk ini mewakili gelombang yang pecah. Gelombang osilasi memiliki bentuk yang berbeda, tetapi faktor-faktor yang diberikan dalam Gambar 8.12 dan Tabel 8.1 untuk digunakan dengan persamaan 8.8 dan 8.9 hanya berlaku untuk kondisi gelombang pecah. Gaya hambat dan inersia diberikan pada struktur oleh partikel air yang bergerak dalam lintasan elips seperti yang ditunjukkan. Dari hasil penelitian Wiegel et al. (2.0), Reid dan Bretschneider (8.7), Dailey dan Stephen (8.8), dan Bretschneider (2.), adalah mungkin untuk menghitung kecepatan partikel air u di setiap titik yang memiliki koordinat x secara horizontal dari puncak gelombang dan z secara vertikal di atas dasar laut. Kecepatan partikel air dapat dikaitkan dengan kecepatan maju puncak gelombang (kecepatan gelombang c) dan diungkapkan dalam bentuk (u / C)^2 dan (1/g) × (du / dt) untuk berbagai rasio x dan z terhadap tinggi h dari palung gelombang di atas dasar laut. Teori gelombang soliter terbatas dalam aplikasinya pada rentang kondisi yang didefinisikan oleh rasio periode gelombang terhadap kedalaman air. Karena persamaan yang diberikan di bawah ini hanya berlaku untuk kondisi gelombang pecah, mereka mewakili gaya maksimum yang dapat diterapkan pada struktur. Kondisi gelombang pecah tidak mungkin terjadi di dermaga air dalam untuk kapal tangker besar, dan kondisi ini kemungkinan hanya ditemukan di perairan yang cukup dangkal di lokasi dermaga yang terpapar, misalnya sepanjang jalur struktur pendekatan.