Pentingnya Pengelolaan Sampah Terpadu untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca di Bali

Pengelolaan sampah yang baik dan efektif menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia, termasuk Bali. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah pusat telah berupaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Bali dengan membangun tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berteknologi refused derived fuel (RDF) di Kota Denpasar. TPST Kesiman Kertalangu, Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, dan Padangsambian Kaja adalah tiga TPST yang telah dibangun dan diharapkan dapat beroperasi dalam waktu dekat. Salah satu alasan utama dibalik pentingnya pengelolaan sampah yang baik adalah dampaknya terhadap emisi gas rumah kaca. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menghasilkan metana, gas rumah kaca yang sangat berbahaya bagi lapisan ozon. Dalam upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Bali telah menetapkan target untuk menjadi provinsi net zero emission pada tahun 2040. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang lebih baik menjadi sangat penting. Bali juga menjadi salah satu daerah yang akan menjadi percontohan dalam penerapan pengelolaan sampah terpadu. Pemerintah pusat berharap bahwa momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Groups of Twenty (C20) yang akan diadakan di Bali pada November 2022 dapat digunakan untuk memperbaiki pengelolaan sampah di daerah Badung dan Denpasar dengan memanfaatkan TPST yang telah dibangun. Pengelolaan sampah terpadu tidak hanya akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga akan memberikan manfaat lain bagi masyarakat Bali. Dengan pengelolaan sampah yang lebih baik, daerah-daerah seperti Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan akan menjadi lebih bersih dan sehat. Selain itu, pengelolaan sampah terpadu juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam rangka mencapai pengelolaan sampah yang lebih baik, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan regulasi yang jelas, sementara masyarakat perlu terlibat aktif dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekitar mereka. Selain itu, sektor swasta juga dapat berperan dalam investasi dan pengembangan teknologi pengelolaan sampah yang lebih efektif. Dalam kesimpulan, pengelolaan sampah terpadu merupakan langkah penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Bali. Dengan memanfaatkan TPST berteknologi RDF yang telah dibangun, Bali dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mencapai pengelolaan sampah yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.