Perjanjian New York: Sejarah Penyatuan Indonesi

Perjanjian New York, yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 1962, merupakan perjanjian penting yang menandai akhir konflik langsung di Pasifik Barat Daya. Perjanjian ini mengakhiri konflik antara Indonesia dan Belanda atas Irian Barat, wilayah yang kini menjadi bagian dari Indonesia. Perjanjian New York menandakan penyerahan pemerintahan di Irian Barat dari pihak Belanda kepada PBB. Hal ini memungkinkan pembentukan United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang kemudian menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah Indonesia sebelum tanggal 1 Mei 1963. Berdasarkan Perjanjian New York, pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat sebelum akhir 1969. Hasil Pepera tersebut harus diterima oleh kedua belah pihak. Tindak lanjut berikutnya adalah pemulihan hubungan antara Indonesia dan Belanda, yang dilakukan pada tahun 1963 dengan membuka kembali kedutaan Belanda di Jakarta dan kedutaan Indonesia di Den Haag. Pada tanggal 1 Mei 1963, secara resmi dilakukan penyerahan kekuasaan Pemerintah Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah Republik Indonesia di Kota Baru/Holandia/Jayapura. Penyatuan Irian Barat ke Indonesia berakhir dengan perjuangan memperebutkan Irian Barat. Sebagai tindak lanjut dari Perjanjian New York, pemerintah Indonesia melaksanakan tugas untuk melaksanakan Act Free Choice/Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pemerintah Indonesia menjalankan dalam tiga tahap, yang sukses dijalankan oleh pemerintah Indonesia. Hasil Pepera kemudian dibawa oleh Duta Besar Ortis Sanz ke New York untuk dilaporkan kepada Sidang Umum Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB ke-24 menerima hasil Pepera yang telah dilakukan oleh Indonesia karena sudah sesuai dengan isi Perjanjian New York. Sejak saat itu, Indonesia secara de jure dan de facto memperoleh kembali Irian Barat sebagai bagian dari NKRI. Perjanjian New York merupakan momen penting dalam sejarah penyatuan Indonesia. Perjanjian ini menandai akhir konflik dan memungkinkan wilayah Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia. Pepera yang diadakan oleh pemerintah Indonesia juga memastikan bahwa hasil penentuan pendapat rakyat diakui oleh internasional. Dengan demikian, Perjanjian New York dan Pepera yang diadakan oleh pemerintah Indonesia merupakan tindakan penting yang memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia.