Belas Kasihan dan Penyembuhan: Sebuah Refleksi atas Sikap Yesus **

Kisah Yesus menyembuhkan orang sakit dalam Injil merupakan bukti nyata dari belas kasih-Nya. Peristiwa ini bukan sekadar tindakan medis, melainkan sebuah manifestasi dari kasih dan kepedulian-Nya terhadap manusia. Dalam teks yang Anda sebutkan, Yesus melihat orang banyak yang membutuhkan pertolongan. Bukannya mengabaikan mereka, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Belas kasihan ini bukan sekadar perasaan simpati, melainkan dorongan kuat untuk bertindak. Yesus tidak hanya melihat penderitaan, tetapi juga merasakannya dalam hati-Nya. Sikap Yesus ini mengajarkan kita tentang pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama. Dalam dunia yang seringkali individualistis, kita perlu belajar untuk melihat dan merasakan penderitaan orang lain. Kita perlu tergerak untuk bertindak, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata. Melalui tindakan penyembuhan, Yesus menunjukkan bahwa kasih-Nya tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga praktis. Ia tidak hanya menawarkan harapan, tetapi juga memberikan bantuan nyata bagi mereka yang membutuhkan. Sikap Yesus ini menjadi inspirasi bagi kita untuk hidup dengan penuh kasih dan kepedulian. Kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih-Nya bagi dunia, dengan menunjukkan belas kasihan dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Refleksi:** Kisah ini mengingatkan kita bahwa belas kasihan bukan sekadar perasaan, tetapi sebuah panggilan untuk bertindak. Kita semua memiliki kesempatan untuk menjadi saluran kasih-Nya, dengan menunjukkan empati dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Semoga kita dapat tergerak oleh belas kasihan-Nya dan menjadi berkat bagi dunia.