Dampak Revolusi Bumi dan Rotasi pada Posisi Matahari dan Pembagian Musim di Selandia Baru dan Kub

Revolusi Bumi dan Rotasi adalah dua fenomena penting yang mempengaruhi posisi Matahari dan pembagian musim di berbagai belahan dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dampak dari kedua fenomena ini pada posisi Matahari dan bagaimana hal itu memengaruhi pembagian musim di Selandia Baru dan Kuba. Rotasi Bumi adalah gerakan Bumi mengelilingi porosnya sendiri. Gerakan ini menyebabkan siang dan malam serta perubahan posisi Matahari dalam satu hari. Ketika Bumi berputar, setiap titik di permukaan Bumi akan mengalami pergantian antara terkena sinar Matahari (siang) dan tidak terkena sinar Matahari (malam). Rotasi Bumi juga mempengaruhi arah angin dan aliran laut di seluruh dunia. Revolusi Bumi adalah gerakan Bumi mengelilingi Matahari dalam satu tahun. Gerakan ini menyebabkan perubahan posisi Matahari dalam jangka waktu yang lebih lama. Pada tanggal 21 Maret, Bumi berada pada posisi tertentu dalam revolusinya yang disebut ekuinoks musim semi. Pada tanggal 22 Desember, Bumi berada pada posisi lain dalam revolusinya yang disebut ekuinoks musim dingin. Perbedaan posisi ini menyebabkan perubahan musim di berbagai belahan dunia. Selandia Baru adalah negara di bagian selatan Bumi. Karena letaknya yang dekat dengan Kutub Selatan, Selandia Baru mengalami musim yang berlawanan dengan musim di belahan utara Bumi. Ketika Matahari berada di atas garis khatulistiwa pada tanggal 21 Maret, Selandia Baru mengalami musim gugur. Pada tanggal 22 Desember, ketika Matahari berada di bawah garis khatulistiwa, Selandia Baru mengalami musim panas. Hal ini karena perubahan posisi Matahari akibat revolusi Bumi. Kuba, di sisi lain, adalah negara di bagian utara Bumi. Karena letaknya yang dekat dengan Kutub Utara, Kuba mengalami musim yang sama dengan musim di belahan utara Bumi. Ketika Matahari berada di atas garis khatulistiwa pada tanggal 21 Maret, Kuba mengalami musim semi. Pada tanggal 22 Desember, ketika Matahari berada di bawah garis khatulistiwa, Kuba mengalami musim dingin. Hal ini juga disebabkan oleh perubahan posisi Matahari akibat revolusi Bumi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rotasi Bumi dan revolusi Bumi memiliki dampak signifikan pada posisi Matahari dan pembagian musim di berbagai belahan dunia. Selandia Baru dan Kuba adalah contoh nyata bagaimana perubahan posisi Matahari akibat kedua fenomena ini mempengaruhi musim di suatu wilayah.