Bagaimana Kehidupan Sosial dan Budaya di Masa Pemerintahan Raja Terakhir Majapahit?

Kejayaan Kerajaan Majapahit, yang mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Indonesia. Masa pemerintahan raja terakhir, Brawijaya V, menandai akhir dari kerajaan besar ini. Namun, bagaimana kehidupan sosial dan budaya masyarakat Majapahit di masa transisi ini? Apakah mereka tetap mempertahankan tradisi dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur mereka?

Kehidupan Sosial di Masa Brawijaya V

Masa pemerintahan Brawijaya V ditandai dengan berbagai gejolak politik dan sosial. Keruntuhan kerajaan yang perlahan-lahan terjadi menyebabkan ketidakstabilan dan konflik internal. Kekuasaan raja yang semakin melemah membuat pengaruh para adipati semakin kuat, sehingga memicu perebutan kekuasaan dan wilayah. Hal ini berdampak pada kehidupan sosial masyarakat, yang terpecah belah dan terancam oleh ketidakpastian.

Meskipun demikian, kehidupan sosial masyarakat Majapahit di masa ini masih menunjukkan beberapa ciri khas. Sistem kasta yang telah ada sejak lama masih diterapkan, dengan raja sebagai pemimpin tertinggi. Masyarakat terbagi menjadi beberapa golongan, seperti Brahmana, Ksatriya, Waisya, dan Sudra. Namun, pengaruh agama Islam yang mulai masuk ke Jawa pada masa ini mulai mengikis sistem kasta tersebut.

Budaya Majapahit di Masa Transisi

Budaya Majapahit di masa pemerintahan Brawijaya V mengalami pergeseran. Pengaruh agama Islam yang semakin kuat mulai mengubah tradisi dan nilai-nilai masyarakat. Masjid-masjid mulai dibangun di berbagai wilayah, dan ajaran Islam mulai diterima oleh sebagian masyarakat.

Meskipun demikian, budaya Hindu-Buddha masih tetap dominan. Candi-candi yang dibangun pada masa sebelumnya masih dijaga dan dirawat. Seni dan sastra juga masih berkembang, meskipun dengan pengaruh Islam yang mulai terasa. Karya sastra seperti "Serat Centhini" yang ditulis pada masa ini menunjukkan perpaduan antara budaya Hindu-Buddha dan Islam.

Perkembangan Agama Islam di Majapahit

Pengaruh agama Islam di Majapahit semakin kuat pada masa pemerintahan Brawijaya V. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perdagangan dengan para pedagang Muslim dari luar negeri, pernikahan antaragama, dan penyebaran ajaran Islam oleh para ulama.

Masuknya agama Islam ke Majapahit tidak serta merta menggantikan agama Hindu-Buddha. Sebaliknya, kedua agama tersebut hidup berdampingan dan saling mempengaruhi. Hal ini terlihat dari munculnya tradisi dan budaya baru yang memadukan unsur Hindu-Buddha dan Islam.

Kesimpulan

Masa pemerintahan Brawijaya V menandai akhir dari kejayaan Kerajaan Majapahit. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat mengalami pergeseran, dengan pengaruh agama Islam yang semakin kuat. Meskipun demikian, budaya Hindu-Buddha masih tetap dominan, dan kedua agama tersebut hidup berdampingan. Perpaduan budaya ini melahirkan tradisi dan nilai-nilai baru yang menjadi ciri khas masyarakat Majapahit di masa transisi.