Proses Pembuatan Garam Secara Tradisional

Pembuatan garam secara tradisional melibatkan perubahan wujud yang diakibatkan oleh energi panas. Dalam proses ini, petani garam memanfaatkan matahari sebagai sumber panas utama. Berdasarkan gambar petani garam yang diberikan, terdapat beberapa perubahan wujud yang terjadi dalam pembentukan garam. Salah satu perubahan wujud yang terjadi adalah mencair dan menguap. Ketika air laut dikumpulkan dalam kolam garam, sinar matahari akan memanaskan air tersebut. Akibatnya, air laut akan menguap dan meninggalkan garam di dalam kolam. Proses ini memungkinkan garam terpisah dari air dan menjadi lebih pekat. Selain itu, perubahan wujud lainnya adalah menyublim dan menguap. Setelah air laut menguap, garam yang tersisa akan mengalami proses penyubliman. Pada suhu yang cukup tinggi, garam akan berubah langsung menjadi uap tanpa melewati fase cair. Proses ini memungkinkan garam terpisah dari kotoran dan mineral lainnya yang ada dalam air laut. Selanjutnya, garam yang telah mengalami penyubliman akan mengkristal dan melebur. Ketika uap garam mendingin, partikel-partikel garam akan saling berikatan dan membentuk kristal. Proses ini memungkinkan garam terbentuk dalam bentuk kristal yang padat. Ketika garam dipanaskan kembali, kristal-kristal tersebut akan melebur menjadi cairan garam. Dalam proses pembuatan garam secara tradisional, perubahan wujud yang terjadi adalah mencair dan menguap, menyublim dan menguap, serta mengkristal dan melebur. Proses ini memungkinkan petani garam untuk memisahkan garam dari air laut dan menghasilkan garam yang siap digunakan. Dengan memahami proses pembuatan garam secara tradisional, kita dapat menghargai kerja keras petani garam dan pentingnya garam dalam kehidupan sehari-hari.