Mengapa Aku Menjadi Baik Hati **

Kisah Kevin, seorang alpha muda yang egois dan impulsif, mengajarkan kita tentang pentingnya tanggung jawab dan empati. Awalnya, Kevin hanya melihat Melon, seorang omega chubby dan kutu buku, sebagai objek untuk memuaskan egonya. Ia memanfaatkan rasa penasaran Melon terhadap alkohol untuk melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan konsekuensinya. Ketika Melon memberitahunya tentang kehamilannya, Kevin langsung panik dan bersikap kasar, menyuruh Melon untuk menggugurkan kandungannya. Namun, kakaknya, Eva, dengan bijak mengingatkan Kevin tentang dampak buruk dari aborsi bagi omega. Eva menjelaskan bahwa aborsi dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius, bahkan berujung pada kematian. Perkataan Eva membuat Kevin tersadar akan kesalahannya. Ia menyadari bahwa tindakannya tidak hanya merugikan Melon, tetapi juga akan berdampak buruk pada anak yang dikandungnya. Kevin akhirnya memutuskan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Meskipun awalnya Kevin masih merasa berat, ia mulai menunjukkan perubahan sikap. Ia mengunjungi Melon di apartemennya yang kumuh dan kotor, menyadari bahwa Melon hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Kevin mulai membantu Melon dengan membersihkan apartemennya dan memberikan dukungan moral. Perubahan sikap Kevin menunjukkan bahwa kebaikan hati tidak selalu datang dengan mudah. Kadang, dibutuhkan kesadaran akan kesalahan dan empati untuk memahami penderitaan orang lain. Melalui pengalamannya, Kevin belajar bahwa tanggung jawab dan empati adalah kunci untuk menjadi manusia yang lebih baik. Wawasan:** Kisah Kevin dan Melon mengajarkan kita bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Kita harus bertanggung jawab atas pilihan kita dan berusaha untuk memahami dampaknya terhadap orang lain. Kebaikan hati bukan hanya tentang melakukan hal-hal baik, tetapi juga tentang memahami dan peduli terhadap orang lain, bahkan ketika mereka berbeda dari kita.