KDRT: Alarm Nyata yang Meminta Perhatian Serius **

Maraknya kasus KDRT di Indonesia menjadi alarm nyata yang tak boleh diabaikan. Data dari Kemenpppa.go.id menunjukkan angka yang mengkhawatirkan, dengan 15.482 kasus KDRT yang melibatkan 13.455 korban perempuan hanya dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2024. Kasus terbaru yang menimpa Cut Intan Nabila, seorang selebgram asal Aceh, semakin menguatkan fakta bahwa KDRT masih menjadi masalah serius yang merugikan perempuan dan anak. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga mental dan emosional. Korban KDRT seringkali mengalami trauma, depresi, dan bahkan kehilangan nyawa. Perasaan takut, aib keluarga, dan stereotip patriarki menjadi penghalang bagi korban untuk melaporkan kasus KDRT. Solusi untuk mengatasi KDRT bukan hanya terletak pada penegakan hukum, tetapi juga pada perubahan mindset masyarakat. Seperti yang dikatakan Erni, seorang ibu rumah tangga, saling memahami dan terbuka dengan pasangan, serta saling percaya, dapat menjadi langkah awal untuk mencegah KDRT. Penting untuk diingat bahwa KDRT bukanlah masalah pribadi, melainkan masalah sosial yang membutuhkan penanganan serius dari semua pihak. Pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi perempuan dari kekerasan. Wawasan:** KDRT adalah pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat ditolerir. Setiap orang berhak hidup dengan aman dan bebas dari kekerasan. Mari kita bersama-sama melawan KDRT dan membangun masyarakat yang adil dan bermartabat bagi semua.