Pelaksanaan Cultuur Stelsel dan Dampaknya pada Sikap Pro-Kontra di Deli

Cultur Stelsel, sebuah sistem tanam paksa yang diterapkan di Hindia Belanda, telah menjadi subjek perdebatan yang sengaja selama bertahun-tahun. Pendukung sistem ini, yang terdiri dari kelompok konservatif dan pejabat pemerintah, berpendapat bahwa itu telah membawa banyak manfaat. Sebaliknya, kelompok liberal, yang mendominasi Parlemen (Staat General) pada tahun 1850, menentang sistem ini karena bertentangan dengan prinsip-prinsip mereka. Kelompok liberal percaya bahwa peran pemerintah harus dikurangi dalam aktivitas ekonomi, dan peran swasta harus ditingkatkan. Mereka juga menuntut penghapusan sistem tanam paksa di wilayah jajahan. Kritik mereka didasarkan pada karya-karya seperti Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker dan Suiker Contracten karya Frans van de Putte, yang keduanya mengkritik pelaksanaan Cultuur Stelsel. Dampak dari perdebatan ini sangat besar bagi sikap pro-kontra di Deli. Pendukung Cultuur Stelsel berpendapat bahwa itu telah membawa kemakmuran ekonomi dan stabilitas sosial bagi wilayah tersebut. Mereka berpendapat bahwa sistem ini telah memungkinkan Hindia Belanda untuk menjadi pusat perdagangan dan pengiriman di Asia Tenggara, dan telah membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal. Namun, kritikus Cultuur Stelsel berpendapat bahwa sistem ini telah membawa ketidakadilan dan eksploitasi bagi penduduk lokal. Mereka berpendapat bahwa sistem ini telah memungkinkan perusahaan-perusahaan besar seperti NHM (Nederlansche Handel Maatschappij) untuk mendapatkan monopoli dalam mengangkut hasil-hasil tanam paksa dari Hindia Belanda ke Eropa, sementara petani lokal tidak menerima imbalan yang adil atas kerja keras mereka. Sebagai kesimpulan, perdebatan tentang Cultuur Stelsel telah membawa pergeseran signifikan dalam sikap pro-kontra di Deli. Meskipun pendukung sistem ini berpendapat bahwa itu telah membawa kemakmuran ekonomi dan stabilitas sosial, kritikus berpendapat bahwa itu telah membawa ketidakadilan dan eksploitasi bagi penduduk lokal. Perdebatan ini telah membawa perhatian yang lebih besar terhadap kepentingan dan hak-hak penduduk lokal, dan telah mempengaruhi cara kita memahami dan menerapkan sistem-sistem ekonomi di masa depan.