Perlunya Perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP

Pasal 1 Butir 10 KUHAP adalah salah satu pasal yang penting dalam hukum acara pidana di Indonesia. Pasal ini mengatur tentang hak tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan pembelaan hukum yang layak. Namun, dalam perkembangan zaman dan tantangan yang semakin kompleks dalam sistem peradilan pidana, perlu adanya perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP agar dapat mengakomodasi kebutuhan yang lebih baik. Perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP sangat penting untuk memastikan bahwa setiap tersangka atau terdakwa mendapatkan hak pembelaan hukum yang adil dan efektif. Dalam era digital dan globalisasi, akses terhadap informasi dan teknologi semakin mudah. Oleh karena itu, perlu ada ketentuan yang jelas dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP mengenai hak tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan pembelaan hukum yang memadai, termasuk akses terhadap informasi dan teknologi yang relevan. Selain itu, perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP juga perlu memperhatikan perlindungan hak-hak tersangka atau terdakwa yang rentan, seperti anak-anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas. Pasal ini harus memberikan jaminan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan setara dalam sistem peradilan pidana. Selain itu, perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP juga perlu memperhatikan perlindungan hak-hak tersangka atau terdakwa yang rentan, seperti anak-anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas. Pasal ini harus memberikan jaminan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan setara dalam sistem peradilan pidana. Dalam mengubah Pasal 1 Butir 10 KUHAP, perlu melibatkan berbagai pihak yang terkait, termasuk praktisi hukum, akademisi, dan masyarakat sipil. Diskusi dan konsultasi yang luas harus dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan yang diusulkan benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dalam kesimpulan, perubahan dalam Pasal 1 Butir 10 KUHAP sangat penting untuk memastikan bahwa setiap tersangka atau terdakwa mendapatkan hak pembelaan hukum yang adil dan efektif. Perubahan ini harus mencerminkan perkembangan zaman dan tantangan yang semakin kompleks dalam sistem peradilan pidana. Oleh karena itu, perlu adanya diskusi dan konsultasi yang luas untuk mencapai perubahan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.