Ketika Empati Menjadi Jembatan **

** Momen itu terjadi di kelas, saat seorang teman sekelasku, sebut saja Rara, terlihat murung. Dia biasanya ceria dan penuh semangat, tapi hari itu matanya berkaca-kaca. Aku teringat pelajaran tentang empati yang baru saja kami pelajari. Aku ingat guru kami menekankan pentingnya memahami perasaan orang lain dan mencoba melihat dunia dari sudut pandang mereka. Dengan hati-hati, aku mendekatinya dan bertanya dengan lembut, "Rara, apa yang terjadi? Kamu terlihat sedih." Rara pun bercerita tentang masalahnya. Aku mendengarkan dengan saksama, tanpa menghakimi atau memberikan solusi. Aku hanya ingin dia merasa didengar dan dipahami. Setelah dia selesai bercerita, aku menawarkan dukungan dan kata-kata penyemangat. Rara terlihat lega dan sedikit tersenyum. Momen itu mengajarkan aku bahwa empati bukan hanya teori, tapi sebuah tindakan nyata yang bisa membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain. Empati menjadi jembatan yang menghubungkan aku dengan Rara, dan membuat kami berdua merasa lebih baik.