Aktivitas Pelayaran Langsung antara Indonesia dan Dunia Luar pada Abad ke-3 hingga ke-4 Masehi

Pendapat O.W. Wolters mengenai adanya aktivitas pelayaran langsung antara Indonesia dan dunia luar sejak abad ke-3 hingga ke-4 Masehi didasarkan pada beberapa bukti sejarah yang ditemukan. Pertama, adanya temuan arkeologis berupa keramik dan barang-barang impor dari Cina, India, dan Timur Tengah di situs-situs kuno di Indonesia. Hal ini mengindikasikan telah terjalinnya kontak perdagangan dan pelayaran antara Indonesia dengan wilayah-wilayah tersebut pada masa itu. Selain itu, catatan-catatan Tiongkok kuno juga menyebutkan adanya kontak dan hubungan antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan Tiongkok pada abad-abad awal Masehi. Misalnya, catatan dari Dinasti Han Timur yang menyebut adanya utusan dari Kerajaan Funan (di wilayah Vietnam-Kamboja) yang datang ke Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu telah ada aktivitas pelayaran dan kontak antara wilayah-wilayah di Asia Tenggara dengan Tiongkok. Wolters juga melihat adanya kesamaan-kesamaan budaya material, seperti arsitektur, seni, dan teknologi, antara Indonesia dengan India dan Tiongkok pada masa itu. Menurutnya, hal ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya interaksi dan pertukaran budaya yang intens melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan. Dengan demikian, berdasarkan berbagai bukti sejarah dan arkeologis tersebut, Wolters menyimpulkan bahwa sejak abad ke-3 hingga ke-4 Masehi, telah terjadi aktivitas pelayaran langsung antara Indonesia dengan dunia luar, khususnya Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Aktivitas ini kemudian terus berkembang dan menjadi semakin intensif pada abad-abad berikutnya.