Mengenal Suhuf: Wahyu Ilahi Sebelum Al-Quran

Suhuf, dalam bahasa Arab, berarti "lembaran" atau "gulungan". Dalam konteks Islam, Suhuf merujuk pada wahyu-wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak diwahyukan dalam bentuk kitab suci yang utuh seperti Al-Quran. Wahyu-wahyu ini berisi petunjuk dan ajaran Allah SWT untuk umat manusia pada zamannya.

Makna Penting Suhuf dalam Islam

Suhuf memiliki makna penting dalam Islam karena menegaskan bahwa Allah SWT selalu membimbing umat manusia melalui utusan-Nya, para nabi dan rasul. Meskipun Suhuf tidak dijaga keasliannya seperti Al-Quran, keberadaannya menunjukkan bahwa wahyu Allah SWT bersifat universal dan berkelanjutan.

Nabi Penerima Suhuf

Terdapat beberapa nabi yang diyakini menerima Suhuf, di antaranya Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, dan Nabi Daud AS. Suhuf Ibrahim AS berisi dasar-dasar keimanan dan akhlak mulia. Sementara itu, Suhuf Nabi Musa AS, yang dikenal sebagai "lembaran-lembaran yang suci", mengandung sebagian hukum-hukum dan syariat yang kemudian disempurnakan dalam Taurat.

Perbedaan Suhuf dan Kitab Suci

Perbedaan utama antara Suhuf dan kitab suci terletak pada kelengkapan dan keutuhannya. Kitab suci seperti Al-Quran, Taurat, Injil, dan Zabur diturunkan secara lengkap dan terjaga keasliannya. Sebaliknya, Suhuf merupakan wahyu-wahyu parsial yang tidak dibukukan secara utuh.

Ajaran Universal dalam Suhuf

Meskipun hanya sebagian kecil yang diketahui, Suhuf mengajarkan nilai-nilai universal yang selaras dengan ajaran Islam, seperti keimanan kepada Allah SWT, berbuat baik kepada sesama manusia, dan menjauhi perbuatan dosa.

Suhuf merupakan bukti bahwa Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada umat manusia melalui para nabi dan rasul. Meskipun tidak dibukukan secara utuh seperti kitab suci, Suhuf mengajarkan nilai-nilai luhur yang relevan sepanjang masa. Mempelajari Suhuf dapat memperdalam pemahaman kita tentang sejarah wahyu dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT.