Etika dan Tata Cara Melakukan Tawassul: Panduan Praktis

Dalam menjalani kehidupan yang penuh liku, manusia kerap kali merasa membutuhkan pegangan dan pertolongan. Dalam Islam, salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. adalah melalui tawassul. Praktik ini merupakan bentuk kerendahan hati seorang hamba, memohon kepada Sang Pencipta dengan perantara. Namun, seperti halnya ibadah lainnya, tawassul perlu dilakukan dengan etika dan tata cara yang benar agar diterima di sisi-Nya.

Makna Tawassul dalam Islam

Tawassul secara bahasa berarti "mendekatkan diri" atau "mencari wasilah (perantara)". Dalam konteks ibadah, tawassul diartikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan perantara. Perantara yang dimaksud dapat berupa amal saleh, nama-nama Allah yang baik (Asmaul Husna), atau kedudukan orang-orang yang dicintai Allah SWT.

Jenis-jenis Tawassul yang Dianjurkan

Terdapat beberapa jenis tawassul yang dianjurkan dalam Islam. Pertama, tawassul dengan iman dan amal saleh. Jenis ini didasarkan pada firman Allah SWT. dalam surat Al-Maidah ayat 18, yang artinya, "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa". Kedua, tawassul dengan Asmaul Husna. Allah SWT. berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 180, "Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu". Ketiga, tawassul dengan doa orang-orang saleh yang masih hidup. Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Daud, di mana Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah, dan apabila kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah".

Etika Melakukan Tawassul

Dalam melakukan tawassul, terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan. Pertama, ikhlas karena Allah SWT. semata. Jangan sampai terbersit sedikit pun niat selain mengharap ridho-Nya. Kedua, meyakini bahwa Allah SWT. Maha Mengabulkan doa. Keyakinan ini akan menguatkan hati dan menumbuhkan rasa optimis dalam berdoa. Ketiga, tidak tergesa-gesa dalam mengharapkan terkabulnya doa.

Menjaga Adab dalam Bertawassul

Selain etika, adab dalam bertawassul juga perlu dijaga. Pertama, memilih waktu dan tempat yang mustajab. Kedua, berada dalam keadaan suci dari hadas dan najis. Ketiga, mengawali dan mengakhiri tawassul dengan doa dan shalawat. Keempat, menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Kelima, tidak memaksakan kehendak dan tetap berserah diri kepada Allah SWT.

Melalui pemahaman yang benar tentang etika dan tata cara melakukan tawassul, diharapkan setiap muslim dapat menjalankan praktik ini dengan penuh keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan syariat. Ingatlah bahwa tujuan utama dari tawassul adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan memohon pertolongan-Nya dengan penuh harap dan keyakinan.