Perbandingan Atom H dan Atom C dalam Senyawa H2O

Teori atom Thomson (1856-1940) Teori atom Thomson didasarkan pada penemuan tabung katode oleh William Crookers. J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. Atom-atom H memiliki kesamaan dalam segala hal (sifat dan massa) dengan atom-atom H yang lainnya, tetapi atom unsur H berbeda dengan atom unsur C. Atom H bergabung dengan atom O membentuk senyawa H2O. Perbandingan atom H dengan atom O dalam senyawa tersebut adalah 2:1. Teori atom Dalton memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik. Dalam senyawa H2O, atom H bergabung dengan atom O dalam perbandingan 2:1. Ini berarti setiap molekul H2O terdiri dari dua atom H dan satu atom O. Atom H dan atom O dalam senyawa H2O memiliki peran yang berbeda. Atom H membawa muatan positif, sedangkan atom O membawa muatan negatif. Kombinasi ini menciptakan ikatan kovalen polar dalam molekul H2O. Dalam teori atom Thomson, elektron dianggap sebagai partikel subatom yang bermuatan negatif. Dalam senyawa H2O, elektron-elektron ini berinteraksi dengan atom O, membentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini memungkinkan molekul H2O memiliki sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik antarmolekul (kohesi), kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen, dan kemampuan untuk melarutkan zat-zat polar. Dalam kesimpulan, atom H dan atom O dalam senyawa H2O memiliki peran yang berbeda dan bergabung dalam perbandingan 2:1. Teori atom Thomson memberikan pemahaman tentang struktur atom dan interaksi antara atom-atom dalam senyawa.