Cahaya Kecil di Tengah Gelap **

Senja mulai merayap, menyelimuti kota dengan warna jingga keemasan. Di sudut jalan yang remang-remang, seorang nenek tua duduk terduduk, tubuhnya gemetar menahan dingin. Tangannya yang keriput menggenggam erat sebuah kantong plastik berisi beberapa buah apel busuk. Matanya, yang dulunya berbinar, kini redup, menatap kosong ke arah jalan yang ramai. Di seberang jalan, seorang anak laki-laki berlari-lari, tertawa riang. Ia membawa sebuah balon berwarna merah muda, melambai-lambai di udara. Tiba-tiba, balon itu terlepas dari genggamannya, melayang tinggi ke langit. Anak itu terdiam, matanya berkaca-kaca. Seorang pria muda yang lewat melihat kejadian itu. Ia tersenyum, lalu mendekati anak laki-laki itu. Dengan sigap, ia mengambil balon yang tersangkut di dahan pohon, lalu mengembalikannya kepada anak itu. Anak laki-laki itu tersenyum lebar, matanya berbinar kembali. Pria muda itu kemudian berjalan menuju nenek tua di sudut jalan. Ia menyapa nenek itu dengan ramah, lalu memberikan beberapa lembar uang kertas. Nenek itu tercengang, matanya berkaca-kaca. Ia mengucapkan terima kasih dengan suara gemetar. Mungkin, tindakan pria muda itu terlihat sederhana. Namun, bagi nenek tua dan anak laki-laki itu, tindakan itu adalah cahaya kecil di tengah gelap. Sebuah bukti bahwa kebaikan masih ada di dunia ini, bahwa masih ada orang yang peduli dengan sesama. Kita semua memiliki kesempatan untuk menjadi cahaya kecil bagi orang lain. Sebuah senyuman, kata-kata penyemangat, atau tindakan kecil lainnya bisa menjadi sumber kekuatan dan harapan bagi mereka yang membutuhkan. Pesan:** Kita tidak perlu menjadi pahlawan super untuk membantu orang lain. Bahkan tindakan kecil yang kita lakukan bisa membawa dampak besar bagi kehidupan orang lain. Mari kita jadikan dunia ini tempat yang lebih baik dengan menyebarkan kebaikan dan kasih sayang.