Bagaimana Kurikulum Merdeka Mempengaruhi Pembelajaran Matematika di Kelas 4?

Kurikulum Merdeka memberikan napas segar dalam pembelajaran di Indonesia, tak terkecuali untuk matematika di kelas 4. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang cenderung terpusat pada guru, Kurikulum Merdeka mengusung pendekatan yang lebih berpusat pada siswa. Hal ini membawa perubahan signifikan dalam bagaimana matematika diajarkan dan dipelajari di kelas.

Pembelajaran yang Menyenangkan dan Bermakna

Salah satu perubahan paling mencolok adalah fokus pada pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif dan partisipatif. Pembelajaran matematika tidak lagi berkutat pada rumus dan soal-soal abstrak, tetapi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Misalnya, dalam mempelajari materi pengukuran, siswa diajak untuk mengukur benda-benda di sekitar mereka menggunakan alat ukur yang tersedia. Mereka bisa mengukur panjang meja dengan jengkal tangan, atau mengukur berat badan teman sekelas menggunakan timbangan. Pendekatan ini membuat siswa lebih mudah memahami konsep matematika dan melihat relevansinya dalam kehidupan nyata.

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Kurikulum Merdeka tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi, tetapi juga pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dalam pembelajaran matematika, siswa didorong untuk aktif bertanya, berdiskusi, dan menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan.

Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam proses belajar. Siswa diberi kebebasan untuk bereksplorasi, mencoba berbagai strategi, dan belajar dari kesalahan. Hal ini melatih kemampuan problem-solving dan berpikir out-of-the-box, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Memanfaatkan Teknologi Digital

Peran teknologi digital dalam pembelajaran semakin diperkuat dalam Kurikulum Merdeka. Guru didorong untuk memanfaatkan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan media digital lainnya untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik.

Misalnya, dalam mempelajari materi geometri, siswa dapat diajak untuk membuat bangun ruang menggunakan aplikasi desain 3D. Mereka dapat memutar, memperbesar, dan melihat bangun ruang tersebut dari berbagai sudut pandang. Penggunaan teknologi digital tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika yang abstrak.

Penilaian yang Autentik dan Holistik

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya penilaian yang autentik dan holistik. Artinya, penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar siswa. Guru dapat menggunakan berbagai metode penilaian, seperti observasi, portofolio, proyek, dan presentasi, untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kemampuan siswa.

Penilaian autentik mendorong siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka melalui aplikasi konsep matematika dalam konteks nyata. Misalnya, siswa dapat diminta untuk merancang denah rumah sederhana dengan menerapkan konsep luas dan keliling.

Penerapan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika di kelas 4 membawa perubahan positif yang signifikan. Pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa, menyenangkan, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal rumus, tetapi juga untuk berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Dukungan teknologi digital dan penilaian yang autentik semakin memperkaya pengalaman belajar siswa.