Ria, Si Adik yang Dilupakan **

Ria, gadis kecil yang polos dan ceria, terbaring lemah di ruang UKS sekolahnya. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya. Ia pingsan saat upacara bendera, sebuah kejadian yang membuat para guru dan teman-temannya panik. Kabar buruk itu dengan cepat sampai ke telinga keenam kakaknya, Shani, Gracia, Feni, Jinan, Cindy, dan Celine. Mereka, para CEO muda yang sukses, sedang sibuk mengurus perusahaan masing-masing. Namun, mendengar adik mereka tercinta pingsan, hati mereka langsung berdesir. "Ria pingsan? Kenapa?" tanya Shani, suaranya bergetar. "Katanya karena tidak sarapan pagi, Bu Shani," jawab sekretarisnya. "Tidak sarapan? Kenapa dia tidak sarapan?" tanya Shani lagi, kekhawatiran terpancar di wajahnya. "Sepertinya dia sudah terbiasa tidak sarapan, Bu. Sejak orang tua mereka meninggal, Ria memang sering diabaikan," jawab sekretarisnya pelan. Keenam kakak Ria langsung berhamburan meninggalkan kantor mereka. Mereka bergegas menuju sekolah Ria, ingin segera melihat adik mereka. Di ruang UKS, Ria terbaring lemah. Keenam kakaknya bergantian mengelus rambutnya, menanyakan keadaannya. Ria membuka matanya perlahan, menatap wajah-wajah yang sangat ia rindukan. "Kakak...," lirih Ria, suaranya lemah. "Ria sayang, kamu kenapa? Kenapa tidak sarapan?" tanya Shani, matanya berkaca-kaca. "Ria lupa, Kak. Ria sibuk main," jawab Ria, suaranya semakin pelan. Keenam kakaknya saling berpandangan. Mereka menyadari bahwa mereka telah terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, hingga melupakan adik mereka sendiri. "Ria, maaf ya. Kakak-kakakmu terlalu sibuk. Mulai sekarang, kakak-kakak akan selalu memperhatikanmu," ujar Gracia, memeluk Ria erat. "Iya, Ria. Kita akan selalu ada untukmu," tambah Feni, mencium kening Ria. Ria tersenyum, hatinya hangat. Ia merasa sangat dicintai oleh kakak-kakaknya. Sejak hari itu, keenam kakak Ria selalu meluangkan waktu untuk Ria. Mereka mengajak Ria makan bersama, bermain bersama, dan selalu memperhatikan kesehatannya. Ria pun merasa bahagia, ia tidak lagi merasa kesepian dan terabaikan. Pesan:** Kisah Ria mengingatkan kita bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga. Terkadang, kesibukan kita membuat kita melupakan orang-orang yang kita cintai. Jangan sampai kita kehilangan mereka karena kesibukan kita. Luangkan waktu untuk keluarga, karena mereka adalah sumber kebahagiaan kita.