Bagaimana Sunan Gresik Berdakwah di Tengah Kekuasaan Majapahit?

Sunan Gresik, salah satu Wali Songo, merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Ia dikenal dengan strategi dakwahnya yang unik dan efektif, mampu menjangkau masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Hindu-Buddha pada masa Kerajaan Majapahit. Bagaimana Sunan Gresik berhasil berdakwah di tengah kekuasaan Majapahit?

Strategi Dakwah Sunan Gresik

Sunan Gresik, yang bernama asli Maulana Malik Ibrahim, memilih Gresik sebagai pusat dakwahnya. Gresik merupakan kota pelabuhan yang ramai dan strategis, menjadi titik pertemuan berbagai budaya dan agama. Sunan Gresik memanfaatkan keramahan dan toleransi masyarakat Gresik untuk menyebarkan Islam. Ia tidak memaksakan ajaran Islam, melainkan dengan sabar dan bijaksana mendekati masyarakat.

Menjalin Hubungan Baik dengan Penguasa Majapahit

Sunan Gresik menyadari pentingnya menjalin hubungan baik dengan penguasa Majapahit. Ia tidak menentang kekuasaan Majapahit, melainkan berusaha membangun hubungan yang harmonis. Sunan Gresik bahkan dikabarkan memiliki hubungan baik dengan Raja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit yang terkenal bijaksana.

Dakwah Melalui Seni dan Budaya

Sunan Gresik menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah. Ia memanfaatkan kesenian tradisional Jawa, seperti gamelan dan wayang, untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. Sunan Gresik juga memperkenalkan seni Islam, seperti kaligrafi dan arsitektur masjid, yang kemudian berkembang di Jawa.

Mendirikan Masjid dan Pesantren

Sunan Gresik mendirikan masjid dan pesantren sebagai pusat kegiatan keagamaan. Masjid menjadi tempat ibadah dan pusat pembelajaran agama, sementara pesantren menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak dan kaum muda. Melalui masjid dan pesantren, Sunan Gresik menyebarkan ajaran Islam dan membentuk kader-kader muslim yang berakhlak mulia.

Toleransi dan Dialog Antaragama

Sunan Gresik dikenal sebagai tokoh yang toleran dan menghargai perbedaan. Ia tidak pernah memaksakan ajaran Islam kepada masyarakat yang berbeda agama. Sunan Gresik justru membuka dialog dengan para tokoh agama lain, seperti Hindu dan Buddha, untuk membangun hubungan yang harmonis.

Kesimpulan

Sunan Gresik berhasil berdakwah di tengah kekuasaan Majapahit dengan strategi yang bijaksana dan toleran. Ia memanfaatkan keramahan dan toleransi masyarakat Gresik, menjalin hubungan baik dengan penguasa Majapahit, menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah, mendirikan masjid dan pesantren, serta membuka dialog antaragama. Strategi dakwah Sunan Gresik menjadi inspirasi bagi para dai dalam menyebarkan Islam di tengah masyarakat yang beragam.