Misteri Pembunuhan di SMA Gajah Mad

Hiruk-pikuk para siswa-siswi mulai terdengar di seluruh penjuru sekolah. Teriakan histeris dan wajah pucat beberapa orang terlihat dengan jelas. Pagi ini, ditemukan tubuh seorang pengawas dengan rupa yang menawan sudah tak bernyawa di ruang kelas Gardapati. "Siapa yang melakukan ini semua?!" Almon berteriak dengan tidak terima. Ezekiel menghela napasnya pelan. "Sudahlah, kita sudah menelepon pihak berwajib. Sebentar lagi mereka datang beserta detektif handal untuk memecahkan kasus ini," ujarnya sembari menepuk pundak Almon pelan. Almon serta Ezekiel duduk di bangku tak jauh dari kelas Gardapati. Termenung sejenak, memikirkan bagaimana elemen sempurna yang hadir telah hilang begitu saja saat ia berjaga pada malam hari. Tak lama, pihak berwajib dan juga seorang detektif handal datang. Detektif tersebut melangkahkan kakinya di koridor SMA Gajah Mada. Layaknya wayang kulit, bayangnya sempurna, bertambah 10 melalui parasnya. Namun harus berbagi 4. Detektif yang sangat menakjubkan. Setelah menerima laporan, detektif tersebut mulai menjelajahi seluruh sekolah guna mencari beberapa bukti untuk mengungkap siapa yang telah melakukan pembunuhan di area sekolah. Langkahnya terhenti menatap posisi korban yang masih berada di tempatnya, ia mulai mencatat apa saja yang menjadi hal mencurigakan dari sini. Dan ketika selesai, langkahnya ia bawa kembali keluar ruangan, namun matanya tak sengaja melihat sesuatu di majalah dinding sekolah. "Ia tak jauh, namun tak juga dekat. Wajahnya memikat, namun juga menipu. Dalam kegelapan, rembulan membuktikan bahwa tak semuanya gelap gulita." - Lantunan lagu 2002 pada bulan mei, 20-8. Detektif tersebut menghela napas pelan, dan membawa kertas itu. Ia membawanya ke ruang guru yang sangat berantakan dan menghampiri seluruh staff beserta petinggi yang berada di sana. "Saya yakin, di sini ada seorang saksi. Rangkaian kata indahnya seperti rembulan. Bersinar sendiri dalam kegelapan."