The Consequences of Greed: A Lesson from the Star-Fruit Tree

Dalam cerita ini, terdapat dua bersaudara dengan sikap yang berbeda terhadap kekayaan. Sang kakak sangat rakus, sementara sang adik sangat baik hati. Ketika sang ayah meninggal, mereka membagi warisan ayah mereka menjadi dua bagian. Sang kakak mengambil hampir semuanya, sementara sang adik hanya diberikan sebidang tanah kecil yang di depannya terdapat pohon belimbing. Selama hidupnya di tanah tersebut, sang adik hanya mengandalkan penjualan buah belimbing untuk mencari nafkah. Suatu hari, dalam peringatan kematian ayah mereka, sang adik mengundang sang kakak untuk datang ke rumahnya. Awalnya, sang kakak menolak, namun karena sang adik bersikeras, akhirnya sang kakak dan istrinya setuju untuk datang. Ketika mereka sampai di rumah sang adik, mereka terkejut melihat bahwa sang adik sekarang sangat kaya. Mereka bertanya kepada sang adik bagaimana ia bisa mendapatkan kekayaannya. Sang adik dengan senang hati menceritakan kebenaran kepada mereka. Kemudian, sang kakak yang rakus dan istrinya menawarkan sang adik untuk menukar semua kekayaan mereka dengan pohon belimbing tersebut. Sang adik dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Ketika burung gagak datang untuk mengambil buah belimbing, sang kakak melakukan permohonan yang sama. Seperti yang diharapkan, burung gagak meminta sang kakak untuk membawa tas berukuran 1 meter. Karena sang kakak rakus, ia meminta istrinya untuk membuat tas yang lebih panjang. Karena tas tersebut menjadi terlalu berat bagi burung gagak, tas tersebut bergoyang-goyang, dan sang kakak yang rakus jatuh langsung ke laut dengan tas dan saku penuh emas. Ia tenggelam dengan cepat ke dasar laut. Sang kakak akhirnya meninggal karena keserakahan. Dalam cerita ini, kita dapat melihat bahwa keserakahan sang kakak membawanya pada akhir yang tragis. Hal ini mengajarkan kepada kita pentingnya sikap rendah hati dan kebaikan hati dalam hidup. Keserakahan hanya akan membawa kehancuran dan kesengsaraan.